9 Tahun Jadi Jantung Nikel Indonesia, Kawasan Industri Morowali Mampu Setor Cuan ke Negara Rp552,2 Triliun

inNalar.com – Jantung industri nikel Indonesia ada di Morowali, Sulawesi Tengah. Kawasan pertambangan ini milik PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP).

Kawasan Industri nikel ini disebut-sebut juga menjadi yang terbesar di Asia Tenggara, menguasai sekitar 50% pangsa pasar produksi hilir nikel di Indonesia. PT IMIP berada di Kecamatan Bahodopi, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah. 

Dilansir dari nikel.co.id, dengan produksi yang begitu besar, PT IMIP juga telah berperan dalam menambah pemasukan negara.

Baca Juga: Bukan di Arab, Tapi Kampung di Jakarta Timur ini Penghuninya Berwajah Timur Tengah, Kok Bisa?

Dengan bentuk royalti untuk kas negara, yakni berupa Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang berasal dari pemanfaatan SDA sesuai dengan PP dalam UU No.20/1997.

Kepemilikan dan Struktur

Industri nikel ini merupakan hasil kerja sama antara beberapa perusahaan, dengan komposisi kepemilikan saham sebagai berikut:

Shanghai Decent Investment Group: 49%
PT Sulawesi Mining Investment: 25%
PT Bintang Delapan Investama: 25%

Baca Juga: Niat Viralkan Uang Palsu ATM BRI, Pria Sulsel Ini Berujung Minta Maaf ke Netizen Gegara Sebar Berita Hoax

Produksi Nikel PT IMIP di Morowali

Emilia Bassar selaku Direktur Komunikasi IMIP mengatakan bahwa kawasan industri ini memiliki smelter nikel yang terintegrasi. Hasil produknya pun sangat beragam.

Ia juga mengatakan pertambangan nikel ini mampu memproduksi jenis nikel dengan kadar rendah (limonite) hingga nikel dengan kadar tinggi (saprolite). Industri nikel di Morowali ini tentunya bisa menambah pendapatan negara.

Baca Juga: Sudah Tahu? Indonesia Pernah Punya Mata Uang Federal, Ternyata Diterbitkan oleh…

Kawasan industri ini dapat memproduksi produk nikel jenis Nickel Pig Iron (NPI) hingga total sebesar 4,76 juta ton per tahun.

Selain itu, jenis stainless steel slab dapat diproduksi dengan kapasitas 4,2 juta ton per tahun. detail produksi komoditas di kawasan industri IMIP lebih banyak dan beragam.

Beberapa diantaranya Steel Hot Rolling Coil sebanyak 2 juta ton, Steel Cold Rolling Coil sebanyak 1,4 juta ton, MHP sebanyak 821.000 Ton. Kemudian ada Electrolytic Aluminium sebanyak 750.000 ton dan Electrolytic Nickel sebanyak 140.000 ton.

Selanjutnya mereka produksi Nickel Iron Wires sebesar 600.000 ton, Electrolytic Manganese 95.000 Ton, kemudian Aluminium Rod sebanya 460.000 Ton, Stainless Steel HRC: 750.000 Ton, Nickel Sulfate 60.000 Ton, Kokas 16,6 Juta Ton.

Lalu mereka memproduksi Steel Rolling sebanyak 300.000 ton, Ferrochrome 1,3 Juta Ton, Chromium Iron Wires sebanyak 850.000 ton, Sulfuric Acid 150.000 Ton, Silicone Manganese 50.000 ton, dan Mangan Karbonat sebanyak 44.000 ton.

Baca Juga: Bakal Jadi Tambang Emas Terbesar di Gorontalo, Mega Proyek ini Serap Hingga 2.000 Pekerja Lokal

Selain beberapa yang disebutkan, masih ada jenis hasil produksi yang lain dari industri nikel di Morowali ini.

Peran dalam Perekonomian Negara

Selama periode 2015 hingga 2024 atau 9 tahun lamanya, kontribusi setoran PT IMIP kepada negara terus meningkat. Hingga tahun ini, PT IMIP telah menginvestasikan sekitar USD 34,3 miliar atau setara dengan Rp552,2 triliun.

Melansir dari situs resmi Ikatan Konsultan Pajak Indonesia (IKPI), jumlah karyawan industri nikel di Morowali ini mencapai 84.336 orang.***