
inNalar.com – Pendidikan Indonesia masih terus dihantam berbagai masalah, seperti terjebak dalam labirin yang entah dimana ujungnya—entah karena banyaknya pandangan skeptis, atau karena gagalnya tata kelola kurikulum. Namun, di tengah badai krisis ini, muncul aksi luar biasa dari perusahaan tambang besar yang tidak hanya mengeruk bumi untuk mendulang batu bara, mereka juga telah mencipta generasi emas Indonesia.
Dikenal sebagai sub-holding MIND ID yang tegak kokoh bercokol di Sumatera Selatan, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) telah membuat satu gebrakan revolusioner besar bagi dunia pendidikan Indonesia, bahwa mereka akan menggali dan membongkar belenggu pendidikan yang ditengarai masih terus menjegal.
Didapatkan informasi resmi dari laman ptba.co.id, PTBA telah mengusung dua program revolusioner untuk mendongkrak percepatan tujuan poin ke-4 dari Sustainable Development Goals (SDGs), yaitu Gerakan Nasional Pemberantasan Buta Membaca (Gernas Tastaba) dan Gerakan Nasional Pemberantasan Buta Matematika (Gertas Tastaka) selama tiga bulan berturut-turut.
Baca Juga: Menyambut Natal, 5 Uang Kuno Ini Cocok untuk Dijadikan sebagai Kado Perayaan
Nah, kedua program tersebut telah diselaraskan dengan Noble Purpose PTBA, mengingat komitmen perusahaan tambang emas asal Sumatera Selatan tersebut yang berupaya untuk membangun peradaban, masa depan yang lebih cerah, dan kesejahteraan bersama. Penasaran? Mari kita breakdown!
Diketahui bahwa PTBA telah menggelar Gernas Tastaba dan Gertas Tastaka di Kabupaten Muara Enim dan Lahat, Provinsi Sumatera Selatan.
Program ini dirancang secara khusus untuk mengasah kemampuan literasi dan numerasi bagi siswa Sekolah Dasar (SD).
Baca Juga: Pengen Awet Muda? Kampung Terkecil di Madura ini Punya Kualitas Oksigen Terbaik di Dunia Loh
Menyadur Konten Youtube Sustainability Bukit Asam, Hartono selaku VP Sustainability PTBA, menyebutkan bahwa PTBA akan terus menggulirkan program ini secara berkelanjutan hingga ke Kabupaten Lahat.
Dijelaskan pula oleh beliau, bahwa demi mengentas masalah pendidikan dasar yang seringkali menjadi momok menakutkan ini, besar harapannya agar para guru mengadakan sesi diskusi bersama teman sejawat untuk menyebarluaskan ilmu yang didapatkan selama mengikuti pelatihan.
Alih-alih menyasar ke siswa, program Gernas Tastaba besutan perusahaan tambang ini justru malah mengintensifkan program ini kepada para guru sebagai objek sasarannya.
Rencananya, program ini akan memberikan pelatihan eksklusif membaca dasar, membaca aktif, hingga membaca yang bermakna kepada para guru.
Septia Purnamasari, seorang guru di SD Muara Enim, menyebutkan bahwa pelatihan yang diperoleh dari Gernas Tastaba ini berkontribusi besar terhadap jalannya proses belajar mengajar, karena banyak memberikan metode baru yang bahkan belum pernah ia pelajari sebelumnya.
Metodenya tidak hanya sekedar membaca, namun mengajak anak untuk turut serta membangun imajinasi teks yang kemudian dihubungkan dengan aktivitas kesehariannya.
Output dari kegiatan intensif yang menyasar para guru ini sangat besar, lho! Berkat program PTBA ini, kemampuan literasi siswa di SD Muara Enim meningkat dengan pesat.
Kondisi inipun berbalik dan berubah drastis! Jika sebelumnya hanya terdapat 3-4 siswa yang lancar membaca, maka sekarang hanya tersisa 3-4 anak saja yang belum lancar membaca.
Bagaimana, programnya efektif, kan? Lalu, bagaimana dengan program lainnya, apakah Gertas Tastaka juga berdampak positif?
Berbeda dari Gernas Tastaba, program Gertas Tastaka ini ternyata telah diberlangsungkan sejak tahun 2021.
Nah, program ini dirancang secara khusus untuk melatih kemampuan numerasi para siswa—karena kemampuan numerasi sejatinya adalah kunci untuk melahirkan generasi cemerlang di berbagai disiplin ilmu.
Baca Juga: Jadwal Boxing Day Liga Inggris 26-28 Desember 2024 Live SCTV dan Prediksi Skor
Elma Silmi, guru SD yang mengikuti program Gertas Tastaka, membeberkan bahwa intensifikasi program garapan PTBA ini sangat membantu para guru, apalagi bagi guru yang notabene-nya hanya mengandalkan media buku.
Disebutkan oleh beliau, bahwa mereka mendapatkan banyak sekali ilmu baru, yang mengajarkan para guru bagaimana tata cara mengajar siswa memahami konsep matematika melalui media yang lebih nyata.
Sebagai tambahan informasi, kedua program ini telah melatih sebanyak 406 guru. Sebanyak 164 guru telah mengikuti program Gernas Tastaba, sedangkan 242 guru lainnya mengikuti program Gertas Tastaka. ***