

inNalar.com – Gedung Kesenian Sambas,Kalimantan Barat, yang kini terbengkalai puluhan tahun, merupakan salah satu contoh nyata dari pemborosan anggaran dan penyalahgunaan kepercayaan publik dalam proyek pembangunan.
Gedung ini awalnya direncanakan untuk menjadi pusat seni dan budaya di Kabupaten Sambas, namun sayangnya, seiring berjalannya waktu, gedung ini justru menjadi sumber uji nyali dan objek wisata mistis.
Proyek Gedung Kesenian ini menghabiskan anggaran sebesar Rp 8,4 Miliar yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Sambas.
Baca Juga: SMI Tolak Pinjaman Rp569 Miliar, 14 Ruas Jalan di Lampung Diprediksi Gagal Dibangun, di Mana Saja?
Dana pembangunan gedung tersebut dialokasikan secara bertahap dari tahun 2005 hingga 2007.
Namun, ironisnya, hingga saat ini gedung tersebut terbengkalai dan tidak pernah digunakan sesuai dengan tujuannya.
Salah satu masalah besar yang diduga menjadi penyebab utama terbengkalainya gedung ini adalah kesalahan dalam konstruksi pondasi. Gedung ini diduga miring akibat kesalahan dalam pemasangan pondasi.
Selain itu, dugaan kesalahan lainnya melibatkan ukuran panjang dan jumlah cerucuk yang tidak sesuai dengan spesifikasi teknis yang seharusnya diikuti dalam pembangunan gedung ini.
Begitu juga dengan ukuran besi tulangan yang digunakan, jarak antar tulang besi yang tidak sesuai spesifikasi teknis, dan mutu beton karakteristik yang tidak memenuhi standar.
Hasil investigasi yang dilakukan oleh Lembaga Anti Korupsi (LEGATISI) pada Maret 2015 juga mengungkapkan adanya dugaan tindak pidana korupsi terkait proyek pembangunan gedung kesenian Sambas ini.
Pembangunan yang dimulai pada tahun 2007 dan masih terbengkalai hingga saat ini diduga tidak sesuai dengan bestek.
Terdapat indikasi mark up dalam perencanaan proyek ini, dan perbandingannya dengan bangunan lain, seperti Bank Kalbar Sambas senilai Rp 2 Miliar, yang telah selesai dan dapat difungsikan dengan baik.
Keberadaan gedung ini kini telah menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat lokal.
Bukan karena prestasi seni atau budaya yang ada di dalamnya, melainkan karena keberadaannya yang misterius dan sering dijadikan tempat uji nyali oleh sejumlah akun YouTube yang berani menjelajah ke dalam gedung yang terbengkalai ini.
Wisatawan yang suka dengan pengalaman berbeda juga datang untuk merasakan aura mistis yang mengelilingi gedung ini.
Situasi Gedung Kesenian Sambas adalah contoh nyata dampak buruk dari pemborosan anggaran dan tindakan korupsi dalam proyek pembangunan.
Hal ini tidak hanya merugikan keuangan daerah, tetapi juga mencoreng citra pemerintah dan merugikan masyarakat yang seharusnya dapat menikmati manfaat dari gedung ini.
Semoga masalah ini segera mendapatkan penyelesaian yang memadai, sehingga Gedung Kesenian Sambas dapat kembali difungsikan sesuai dengan tujuan awalnya, dan pemborosan anggaran semacam ini dapat dihindari di masa mendatang. ***