

inNalar.com – Diketahui bahwa program food estate di Kalimantan Tengah mangkrak dan tidak ada kegiatan aktivitas di sana.
Dulunya sebelum dijadikan sebagai perkebunan singkong di Kalimantan Tengah, lahan tersebut merupakan area hutan.
Hutan yang terletak di Kalimantan Tengah ini digunakan para penduduk setempat untuk mencari kayu.
Bahkan hutan yang terletak di Kalimantan Tengah ini memiliki pepohonan yang hijau dan juga rindang.
Sehingga banyak para penduduk yang mencari kayu bahkan mencari babi dan juga mencari kancil sebagai hewan buruan.
Bahkan para penduduk setempat juga mencari ramuan tradisional yang ada di dalam hutan yang sangat rindang di Kalimantan Tengah.
Namun saat ini hutan yang dijadikan untuk berburu dan juga mencari kayu untuk membnagun rumah penduduk setempat kini disulap emnjadi perkebunan singkong yang sangat luas.
Luas lahan yang digunakan untuk food estate perkebunan singkong di Kalimantan Tengah ini memiliki luas lahan hingga 600 hektar.
Tidak hanya itu lahan sawah yang digunakan untuk mendukung adanya program food estate di Kalimantan Tengah juga gagal.
Persoalan dari gagalnya panen program food estate di Kalimantan Tengah ini kekurangan dalam pelaksanaan program.
Diketahui bahwa tidak sepenuhnya lumbung panen yang terletak di Kalimantan Tengah mengalami kegagalan.
Ternyata penyebab dari perkebunan singkong di Kalimantan Tengah mangkrak yaitu disebabkan tidak ada anggaran yang digunakan.
Baca Juga: Ubah Kontrak Secara Sepihak, Proyek Jalan Rp15 Miliar di Sumatera Utara Bikin Buntung Negara
Tidak hanya itu regulasi pada pembentukan badan cadangan logistik strategis yang berada di perkebunan singkong Kalimantan Tengah juga tidak ada.
Namun apabila anggaran yang bersumber dari APBN sudah dicairkan maka perkebunan singkon yang memiliki luas lahan hingga 600 hektar tersebut akan digarap kembali.
Tentunya keberhasilan program juga harus didukung adanya anggaran yang mencukupi supaya tidak mangkrak.***