

inNalar.com – Ambon dijuluki sebagai kota musik dan menjadi ibu kota dari provinsi Maluku yang berada dibagian Indonesia Timur.
Ikon yang menarik di kota Ambon adalah adanya jembatan Merah Putih yang sampai kini masih terbentang dan kokoh berdiri.
Perjalanan dalam pembangunan jembatan Merah Putih di Indonesia Timur tidaklah mulus, dikarenakan prosesnya sempat mangkrak.
Diawali dengan penandatanganan kontrak pembangunan fisik pengawasan jembatan Merah Putih pada Juli 2011 di Jakarta.
Kemudian peletakan batu pertama jembatan yang waktu itu direncanakan bersamaan dengan ulang tahun Ambon yaitu 19 Agustus 2011.
Diharapkan pada saat itu jembatannya dapat beroperasi pada awal 2015. Berdasarkan laman dari pu.go.id, anggaran biayanya dibagi kedalam tiga bagian.
Baca Juga: Rakyat Menang! Pemerintah Resmi Cabut Izin Tambang PT. Tambang Mas Sangihe di Sulawesi Utara
Yaitu pada 2011 sebesar Rp. 99,975 miliar, tahun 2012 senilai Rp. 115 miliar, dan di tahun 2013 sebesar Rp. 34,63 miliar.
Seiring berjalannya waktu, pembangunannya belum juga rampung hingga dilanjutkan oleh pemerintahan presiden Jokowi.
Presiden Jokowi meresmikan jembatan Merah Putih di kota Ambon yang didampingi oleh Menteri PUPR Basuki Hadimuljono pada Senin, 4 April 2016.
Total dana yang dihabiskan untuk pembangunan jembatan merah seluruhnya sebesar Rp.772,9 Miliar.
Dana tersebut sudah termasuk dengan biaya pembangunan underpass jalan Sudirman sebagai tempat berputarnya kendaraan yang dari atau akan ke jembatan merah putih.
Jembatan Merah Putih kota Ambon membentang di Teluk Dalam Pulau Ambon dengan panjang 1.140 m yang terbagi kedalam tiga bagian.
Tiga bagian tersebut yaitu jembatan di sisi desa Poka dengan panjang 520 m, jembatan pendekat sisi desa Galala sepanjang 320 m.
Kemudian jembatan utama memiliki panjang 300 m, yang ini adalah tipe khusus, karena sistem beruji kabel dengan jarak antar pilon 150 m.
Dengan dibangunnya jembatan Merah Putih dibagian Indonesia Timur adalah untuk menunjang fungsi kawasan Teluk Ambon yang sesuai dengan tata ruang kota Ambon.
Serta untuk mempersingkat jarak waktu tempuh dari kota Ambon ke Bandara Pattimura dan sebaliknya.***