
inNalar.com – Seiring dengan perkembangan zaman, pengajaran di pondok pesantren tidak hanya memfokuskan pada ilmu agama tetapi juga pada pelajaran umum.
Pada umumnya, pondok pesantren didirikan sebagai tempat pengajaran ilmu agama bagi para santri dan santriwati. Namun, seiring dengan berkembangnya zaman kini pesantren juga memasukkan pelajan umum seperti di sekolah formal pada umumnya.
Hal demikian dilakukan agar para santri tidak tertinggal keilmuannya dengan para siswa yang menimba ilmu di sekolah formal lainnya.
Kini di pesantren keral diajarkan juga pendidikan Bahasa Inggris dan Matematika. Ada salah satu pondok pesantren di Yogyakarta yang mengajarkan pelajaran unik ini.
Pelajaran apakah itu yang diajarkan oleh pesantren tersebut kepada para santrinya?
Pesantren Hasyim Asy’ari
Bagi sebagian orang, nama pesantren Hasyim Asy’ari ini mungkin sudah tidak asing lagi.
Baca Juga: Berada di Lorong Rawan Kriminalitas, Pesantren di Makassar Ini jadi Angin Segar untuk Warga Sekitar
Pesantren yang didirikan di Yogyakarta ini sudah berdiri sejak tahun 2002 silam.
Adapun pendiri dari pesantren ini adalah seorang sastrawan sekaligus dosen di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), yaitu Alm. Zainal Arifin Thoha.
Bisa ditebak bukan, pelajaran unik apa yang diajarkan kepada para santri di pesantren ini? Ya, ilmu sastra.
Pesantren ini kemudian lebih dikenal sebagai Lesehan Sastra Kutub, yang menjadi wadah atau komunitas para santri belajar menulis.
Jadi, di pondok pesantren tersebut juga mengembangkan badan usaha berupa penerbitan yang memiliki divisi kajian sastra, budaya, dan ilmu lainnya.
Nah, dari situlah lahirlah komunitas Kutub yang menjadi wadah aktivitas kesusastraan para santri.
Para santri di Lesehan Sastra Kutub ini belajar menulis esai, cerpen, puisi, hingga opini yang kemudian akan didiskusikan dalam suatu kelompok diskusi rutinan.
Hal ini menjadi sesuatu yang unik di Pondok Pesantren Hasyim Asy’ari karena adanya forum diskusi yang membahas tentang hasil karya tulis para santri.
Para santri diajak untuk belajar menulis, asalkah ada kemauan untuk menulis di dalam dirinya.
Lebih menariknya lagi, tulisan-tulisan hasil para santri ini juga sudah banyak yang diterbitkan di beberapa media.
Sebagai informasi, para santri yang memutuskan mondok di pesantren ini tidak diperbolehkan meminta bekal dari orang tuanya. Oleh karena itu, para santri bisa belajar menulis untuk menghasilkan penghasilannya sendiri.
Jadi, di pesantren ini para santri diajarkan untuk bisa membaca, menulis, dan berdzikir. Maka tidak serta merta para santri hanya belajar menulis saja tetapi juga masih fokus dalam mempelajari ilmu agama.
Demikian informasi mengenai Pondok Pesantren Unik Hasyim Asy’ari Yogyakarta atau Lesehan Sastra Kutub. Apakah kamu berminat bergabung ke pondok pesantren ini? ***