

inNalar.com – Indonesia digadang-gadang mempunyai simpanan ‘harta karun super langka’ yang berupa mineral langka Logam Tanah Jarang (LTJ) atau disebut dengan rare earth elements (RRE) yang terbilang besar.
Produksi mineral langka Logam Tanah Jarang terbesar saat ini dipimpin oleh China dengan banyaknya cadangan LTJ mencapai 44 juta ton.
Lalu diikuti oleh Brazil dan Rusia dengan cadangan LTJ mencapai 20 juta ton dan disusul Australia dengan cadangan LTJ mencapai 5 juta ton.
Sementara di wilayah Indonesia menyimpan cadangan LTJ diperkirakan sebesar 300 ribu ton, dan diyakini angka ini bisa dapat lebih dengan didukungnya eksplorasi yang dilakukan secara detail.
Dilansir inNalar.com dari laman situs Universitas STEKOM, logam tanah jarang (LTJ) merupakan unsur logam langka berupa 17 unsur kimia yang terdapat dalam tabel periodik.
Adapun 6 unsur yang sangat dibutuhkan dalam pengembangan kendaraan listrik, yakni cerium (Ce), lanthanum (La), neodymium (Nd) sebagai baterai, terbium (Tb), praseodymium (Pr, neodymium (Nd), dan dysprosium (Dy) sebagai generator dan motor listrik.
Meski mempunyai nama logam langka, namun logam-logam ini cukup berlimpah jumlahnya dan terdapat di kerak bumi.
Pemanfaatan Logam Tanah Jarang ini sudah banyak dipakai di dunia industri, dengan berbagai macam pemanfaatannya diketahui nantinya Logam Tanah Jarang akan menjadi material di masa depan.
Logam Tanah Jarang ini juga mempunyai sifat tidak tergantikan hal ini merupakan keunikan dari Logam Tanah Jarang yaitu tak ada yang mampu menggantikannya.
Logam langka ini cukup banyak tersebar dan jarang ditemukan dalam jumlah yang banyak sehingga mempunyai nilai ekonomi yang kecil.
Diketahui potensi daya Logam Tanah Jarang LTJ di indonesia sebenarnya mencapai 1,5 miliar ton.
Diyakini bahwa kedepannya harta karun ini akan semakin banyak diincar oleh dunia yang dibutuhkan untuk membuat bahan komponen teknologi canggih.
Teknologi canggih itu berupa telepon seluler, industri elektronika, baterai, komputer, peralatan senjata, pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT), dan industri pertahanan dan kendaraan listrik.
Mineral langka Logam tanah yang jarang diketahui ternyata berlokasi di Pulau Sumatera yakni di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Di Pulau Kalimantan juga, tepatnya di Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah. Selain itu ada juga di Pulau Sulawesi dan juga Pulau Papua.
Potensi besar bagi Indonesia untuk dapat membuka penguasaan dan pengembangan teknologi, terutama pada teknologi elektronik
Tidak Hanya menghasilkan transformasi teknologi elektronik. dengan adanya LTJ ini diyakini akan mampu meningkatkan kualitas industri metalurgi yang ada di Indonesia, tentunya dengan spesifikasi baja dan logam paduan baru dengan kualitas yang lebih baik.
Namun hal ini akan terjadi jika Indonesia dapat terus melakukan pengembangan Logam Tanah Jarang ini, dan diharapkan pula pemerintah dapat mendukung hal ini dengan menyediakan fasilitas yang mendukung.
Fasilitas pendukung tersebut di antaranya, persediaan sarana prasarana, perlindungan dalam pemasaran inkubator awal di industri nasional, dan yang paling utama adalah modal dalam pendirian industri.
Pendirian industri pertambangan merupakan proyek yang tentunya kompetitif, sehingga diperlukan dana yang tidak sedikit.
Hal ini bertujuan untuk dapat membeli peralatan yang berefisiensi tinggi sehingga dapat menurunkan biaya produksi dan menghasilan harga jual yang kompetitif.***