
inNalar.com – Pada sebuah daerah bernama Magetan ternyata ada daerah pondok pesantren yang dijuluki Kampung Madinah, seperti kehidupan keseharian warganya?
Kampung Madinah ini terletak di Desa Temboro, Kecamatan Karas, Kabupaten Magetan. Lantas, sebenarnya apa sih alasan dan keunikan yang membuat wilayah tersebut dijuluki Kampung Madinah?
Pondok Pesantren Al Fatah Temboro Magetan sudah dikenal hingga manca negara karena menjadi pusat pengembangan ideologi jamaah tabligh terbesar se-Asia Tenggara.
Baca Juga: Perpustakaan Terbesar di Indonesia Ini Dulunya Eks Gedung DPRD Riau, Geser dari Pelosok Pekanbaru
Sejarah Berdirinya Ponpes Al Fatah Temboro Magetan
Ponpes Al Fatah Temboro Magetan ini didirikan 5 tahun setelah Kemerdekaan Republik Indonesia yaitu tepatnya pada tahun 1950 oleh Kyai Mahmud atau KH. Kholid Umar.
Pengajaran di pondok pesantren ini menganut sistem yang biasa ditemui di pesantren-pesantren kalangan Nahdhiyin di Pulau Jawa.
Namun, ada hal yang membedakan karena di pondokan ini memadukan konsep tabligh atau dakwah dengan konsep pesantren.
Memiliki lahan yang luas hingga 50 hektar dan tersebar di tiga lokasi di wilayah Desa Temboro, Magetan.
Tiga lokasi tersebut meliputi pondok pusat, pondok utara, dan trangkil darussalam yang sebagian pondok putri.
Lalu, mengapa wilayah di Pondok Pesantren Al Fatah Temboro ini dijuluki sebagai Kampung Madinah atau Madinah van Java?
Kampung Madinah
Sebab wilayah Pondok Pesantren Al Fatah Temboro Magetan ini sangat luas dan memberika pengaruh yang begitu besar bagi kehidupan keseharian warganya, maka wilayah di Desa Temboro ini dijuluki sebagai Kampung Madinah.
Warga di Pondok Pesantren Al Fatah Temboro ini sangat memegang teguh syariat islam baik dari cara berpakaian hingga perilaku warganya.
Pakaian yang dikenakan oleh warga Kampung Madinah ini sangat mirip dengan yang dikenakan masyarakat Jazirah Arab, seperti laki-laki dengan jubah dan penutup kepalanya serta perempuan yang menutup seluruh auratnya.
Sebagai informasi, 50 persen warga di Kampung Madinah ini merupakan pendatang dan sisanya merupakan warga asli dari Desa Temboro.
Baca Juga: Terobosan Unik, Belajar di Sekolah Alam Banyuwangi Ini Cukup Bayar Pakai Sayur
Terhitung bahwa Pondok Pesantren Al Fatah Temboro Magetan ini memiliki kurang lebih 22 ribu santri. 980 santri di antaranya berasal dari luar negeri di Asia Tenggara seperi, Brunei Darussalam, Malaysia, hingga Thailand.
Sebab banyaknya santri di Pondok Pesantren Al Fatah Temboro Magetan tersebut membuat roda perekonomian warga Desa Temboro meningkat drastis.
Kehidupan di pesantren tersebut telah memberikan banyak lapangan pekerjaan bagi warga di Kampung Madinah. Bahkan, diperkirakan pendapatan di Kampung Madinah bisa mencapai puluhan miliar per bulannya.’
Baca Juga: LINK Live Streaming Bali United vs Persib Bandung BRI Liga 1 2024 Indosiar, Prediksi Skor, dan H2H
Adapun beberapa usaha yang dijalankan warga di sekitar Pondok Pesantren Al Fatah Temboro ini di antaranya menjual kebutuhan makanan, menjual pakaian, jasa transportasi, hingga sewa rumah.
Ditambah lagi Kampung Madinah ini akan selalu ramai ketika ada pertemuan wali santri, hal tersebut akan menambah pendapatan bagi warganya.
Pondok Pesantren Al Fatah Temboro ini juga ramai dijadikan wisata religi oleh banyak orang. Banyak orang yang tertarik mengunjungi pondok pesantren ini karena keunikannya.
Baca Juga: Berjuluk Sekolah Master, Sekolahan di Depok ini Ternyata Menjadi Tempat Belajar Anak Jalanan
Terdapat galeri peninggalan Nabi dan para sahabat serta peninggalan sejarah artefak islam yang tersimpan di Galeri Joko Tingkir.
Selain itu, di lingkungan pondok pesantren yang luasnya mencapai 50 hektar ini juga memeliki lahan pacuan kuda, tempat unta, hingga tempat memanah.
Jadi, itulah informasi mengenai Pondok Pesantren Al Fatah Temboro atau yang dijuluki Kampung Madinah di Magetan Jawa Timur. Apakah kamu tertarik mengunjunginya? ***