Rampung 90 Persen, Smelter Nikel Sulawesi Selatan Kapasitas 33 Ribu Ton Ini Diklaim Paling Ramah Lingkungan?

inNalar.com – Indonesia merupakan salah satu negara yang menghasilkan Nikel terbesar di dunia.

Dengan maksud agar dapat memberikan nilai lebih, maka dibangunlah pabrik smelter Nikel.

Pabrik pengolahan Nikel yang berupa smelter tersebut salah satunya berada di Desa Karang-karangan dan Desa Bukit Harapan, Kecamatan Bua, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan.

Baca Juga: Sempat Mau Putus Kontraktor, Smelter Alumina di Kalbar Kembali Dilanjutkan dan Bakal Serap 1.300 Tenaga Kerja

Adapun pembangunan smelter nikel yang berada di Sulawesi Selatan tersebut merupakan milik PT Bumi Mineral Sulawesi (PT BMS).

PT BMS sendiri merupakan anak usaha Kalla Group, yang diklaim jadi smelter paling ramah lingkungan di Indonesia.

Sebab smelter Nikel ini menggunakan sumber energi terbarukan hydro power.

Baca Juga: Covid-19 Beri Efek Buruk Pada Penyintas hingga Sebabkan Kerusakan Organ, Apa Saja Dampaknya?

Disebut sebagai smelter paling ramah lingkungan, hal tersebut karena pabrik pengolahan Nikel di Sulawesi ini beroperasi menggunakan green energy.

Bahkan smelter di Sulawesi Selatan ini tidak memiliki cerobong asap, sebab pembangkit dan proses pengolahannya menggunakan green energy.

Berdasarkan pengembangannya, ditargetkan pembangunan smelter Nikel ini akan rampung pada Juli 2024.

Baca Juga: Kokoh Sejak Tahun 1545, Benteng di Sulawesi Selatan Ini Terancam Terkena ‘Polusi’ Tata Ruang? Apa Maksudnya?

Melansir dari rri.co.id, meskipun rampung pada 2024, namun smelter di Sulawesi Selatan ini akan dapat beroperasi pada November 2023.

Dengan pengoperasiannya yang ditargetkan November tahun ini, nantinya smelter ini akan menghasilkan Feronikel.

Sedangkan untuk kapasitasnya sendiri, nantinya smelter ini akan menghasilkan Feronikel hingga mencapai kapasitas 33.000 ton nikel per tahun.

Selama pembangunannya, smelter Nikel di Sulawesi Selatan ini membutuhkan investasi sebanyak Rp3,2 triliun.

Diketahui pada bulan Juli 2023, pembangunan smelter Nikel ini telah rampung 90,07%.

Agar dapat beroperasi, smelter Nikel di Sulawesi Selatan ini harus menunggu beberapa infrastruktur pendukung lain.

Salah satunya adalah infrastruktur pendukung seperti pembangkit listrik tenaga air (PLTA) Malea.

Dibutuhkannya PLTA Malea sendiri karena pembangkit listrik ini nantinya akan digunakan untuk menyuplai listrik ke smelter.***

Rekomendasi