

InNalar.com Maulid Nabi Muhammad SAW adalah peristiwa untuk memperingati hari lahirnya Nabi Muhammad SAW.
Perayaan Maulid Nabi sudah menjadi tradisi dari dulu hingga sekarang. Menurut Buya Yahya perayaan Maulid Nabi ini adalah mengagung-agungkan Nabi Muhammad SAW di otak dan hati kita.
Selain itu perayaan ini juga menanamkan sifat rindu kepada Nabi Muhammad SAW. Menurut Buya Yahya perayaan Maulid Nabi tidak harus pada tanggal 12 Rabiul Awal.
Baca Juga: Tanda-tanda Kehidupan Ditemukan di Exoplanet Ini, Jaraknya Ratusan Tahun Cahaya dan Mirip Bumi?
“Tidak penting masalah hari itu, yang penting mengagung-agungkan Nabi,” ungkap Buya Yahya
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk merayakan hari Maulid Nabi, salah satunya yaitu dengan melaksanakan sunnah-sunnah yang sudah diajarkan oleh Beliau.
Salah satu sunnah Nabi yang diajarkan yaitu untuk tidak membenci dan memusuhi sesama manusia. Serta saling menyayangi dan mencintai sesama manusia.
Baca Juga: Daftar Negara dengan Penduduk Muslim Terbanyak di Asia Tenggara, Indonesia Peringkat Berapa?
Ternyata kita dapat merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW di dalam rumah lho.
Dilansir InNalar.com dalam kanal YouTube Buya Yahya, simak lebih lengkap penjelasannya di artikel ini.
Untuk merayakan Maulid Nabi kita dapat membuat suasana rumah yang indah dengan cara saling menceritakan perjuangan Nabi.
Menceritakan perjuangan Nabi dapat menanamkan kecintaan kita kepada Nabi Muhammad SAW. Maulid Nabi harus ada di dalam diri kita termasuk sunnah-sunnah.
“Saat menjalankan sunnah-sunnah Nabi, harus kita bayangkan diri kita sedang menjalankan pekerjaan yang sah,” jelas Buya Yahya
Menabung untuk merayakan Maulid juga merupakan mana muhabbah. Seperti contoh menabung untuk diamalkan dalam pembuatan mushola.
Mendengarkan dan mengucapkan sholawat Nabi. Amalan inilah yang paling mudah dilakukan. Dengan amalan ini kita dapat selalu melayangkan pujian kepada Nabi Muhammad SAW.
Terakhir yaitu dengan menurunkan foto-foto yang ditempel di dinding rumah. Sejatinya Nabi tidak suka apabila ada foto di dalam rumah.
Inilah alasan mengapa Nabi tidak dapat masuk ke dalam rumah, meskipun kita sudah mengamalkan sunna-sunnah Beliau. ***
(Author: Erlinda Wahyuningtyas)