Para Ilmuwan Temukan Jejak Fosil Dinosaurus Langka di Maroko, Masih Banyak Aneka Ragam yang Belum Diketahui?

inNalar.com – Para Peneliti menemukan sebuah penelitian baru mengenai jejak kaki fosil Dinosaurus yang terawetkan di dataran tinggi Pegunungan Atlas.

Jejak kaki fosil tersebut menunjukkan adanya dinosaurus dari segala bentuk dan ukuran hidup bersama selama Jurassic Tengah hingga Akhir sekitar 168 hingga 160 juta tahun yang lalu.

Para ilmuwan menemukan lokasi jejak tersebut di wilayah Imilchil-Outerbat, Maroko, yang terletak di jantung pegunungan High Atlas di tengah negara Afrika Utara.

Baca Juga: Masa Depan Akan Berakhir, Para Ilmuwan Mengetahui Kapan Seluruh Manusia Musnah Diakibatkan Panas Ekstrem

Namun, fosil kerangka dari periode ini terbilang sangat langka, dan hanya diketahui dari empat spesies termasuk Spicomellus afer yang tidak biasa.

Daerah ini dulunya merupakan dataran rendah dengan sungai dan danau, mirip dengan Delta Okavango di Botswana, Afrika bagian selatan, atau daerah Taquari di Brasil saat ini.

Dilansir inNalar.com dari laman situs Natural History Museum, sebuah penelitian yang pernah diterbitkan dalam jurnal Royal Society Open Science berisi ragam jejak dinosaurus yang telah dijelaskan oleh para ilmuwan.

Baca Juga: Ungkap Bentuk Evolusi Galaksi Terbaru, Teleskop James Webb Berhasil Perbarui Pandangan Ilmuwan Sebelumnya

Jejak dinosaurus yang didokumentasikan para peneliti antara lain, dinosaurus theropoda, sauropoda, dan ornithopoda, beberapa kelompok utama dalam pohon keluarga dinosaurus.

Para peneliti juga menemukan jejak terisolasi di situs tersebut yang berpotensi dibuat oleh pterosaurus yang merupakan sekelompok reptil terbang yang berkeliaran di langit pada zaman dinosaurus.

Penemuan tiga lokasi jejak baru menunjukkan bahwa mungkin masih banyak lagi dinosaurus yang belum ditemukan di Maroko, dan Afrika Utara secara lebih luas.

Baca Juga: Dijuluki ‘Planet Sembilan’, Planet Ini Diklaim Mirip Bumi dan Bersembunyi di Dalam Ruang Tata Surya

Sehingga hal ini membuka jendela baru ke masa ketika dinosaurus berada pada puncak kejayaannya.

Lokasi jalur ketiga memanjang sekitar 16 kaki dan menampilkan jalur theropoda mirip burung yang terpelihara dengan baik.

Ahmed Oussou, seorang mahasiswa PhD dan penulis utama studi tersebut mengungkap jika sejauh ini, penelitian lapangan yang dilakukan di wilayah tersebut belum menemukan tulang apa pun.

Sehingga hal ini menjadikan sulit untuk dapat menghubungkan jejak tersebut dengan spesies dinosaurus mana pun.

Terlepas dari keragaman jejak yang ditemukan para peneliti, mengidentifikasi spesies tertentu dari jejak kaki ini merupakan tantangan bagi para peneliti karena wilayah tersebut kekurangan fosil tubuh dinosaurus.

Cara paling umum untuk mengawetkan jejak dinosaurus adalah melalui proses sedimentasi. Ini terjadi ketika sebuah lintasan diisi dengan sedimen, seperti lumpur atau pasir, dan kemudian terkubur.

Seiring waktu, sedimen tersebut memadat dan mengeras menjadi batuan, sehingga menjebak lintasan tersebut.

Batuan tersebut kemudian dapat terkikis sehingga memperlihatkan lintasan tersebut.

Para peneliti mengungkap jika penemuan tiga lokasi jejak baru ini meningkatkan pengetahuan tentang kekayaan dan keanekaragaman dinosaurus dari Maroko secara khususnya sementara Afrika Utara secara umumnya.***

 

Rekomendasi