
inNalar.com – Satu ironi masih menjegal, bahwa terjadi kemerosotan skor Programme for International Student Assessment (PISA) selama 7 tahun berturut-turut.
Sebagian mungkin belum tahu, PISA ini peranannya sangat penting, lho! Dipelopori oleh Organization for Economic Cooperation and Development (OECD), PISA ini ibarat satu cermin yang mencerminkan kualitas pendidikan dunia, yang juga mengungkap segala kurang dan lebihnya sistem edukasi global—mencakup pula di Indonesia.
Melalui PISA, nantinya akan diberikan suatu gambaran nyata, tentang sejauh mana pendidikan Indonesia telah melesat maju atau bahkan mundur.
Baca Juga: 3 Pesantren Terbaik di Makassar, Ada Ponpes Tertua dan Termewah di Sulawesi Selatan
Bahkan lebih dari itu, Pemerintah akhirnya juga bisa merefleksi, perihal kelemahan yang masih menjadi momok menakutkan tatkala menyongsong pendidikan yang berkualitas.
Diketahui pada tahun 2022 lalu, Indonesia untuk kesekian kalinya mengikuti tes PISA yang notabene-nya untuk mengukur kemampuan siswa, khususnya bagi mereka yang hampir menyelesaikan masa pendidikan dasar pada bidang Membaca, Matematika, dan Sains.
Melansir dari Indonesia.go.id, didapati satu realita yang cukup menohok, bahwa menilik data PISA dalam kurun 2015 – 2022, telah terjadi tren penurunan drastis, karena skor PISA Indonesia pada tahun 2015 adalah 397 dan pada 2022 lalu malah semakin menyusut menjadi 359.
Baca Juga: Cara Registrasi Akun SNPMB 2025, Calon Mahasiswa Baru Wajib Tahu!
Alih-alih bertambah, penurunan skor ini bahkan terjadi di semua bidang. Pada bidang matematika dan sains misalnya, jika di tahun 2015 Indonesia mendapat skor 386 dan 403 secara berurutan, di tahun 2022 lalu Indonesia malah mendapat skoring 366 dan 383.
Jika begitu, lantas bagaimana mungkin negara yang terus mendengungkan narasi tantang pentingnya pendidikan, malah justru mengalami tren penurunan kualitas secara drastis?
Inilah alasan mendasar Prabowo-Gibran, selaku Presiden dan Wakil Presiden terpilih, yang lalu menempatkan sektor pendidikan sebagai prioritas dalam Asta Cita program pembangunan nasional.
Baca Juga: 3 Universitas Swasta Jurusan IT Terbaik di Semarang Versi UniRank, Ada yang Terakreditasi Unggul!
Pada sidang kabinet paripurna perdanaNya tahun lalu bahkan, Prabowo telah membilang bahwa klausa “mencerdaskan kehidupan bangsa” adalah tugas yang sangat mutlak, mengingat edukasi adalah aspek penting, apalagi untuk menghadapi krisis global yang penuh ketidakpastian.
Karenanya, Mendikdasmen Abdul Mu’ti mengungkap bahwa Prabowo tidak segan mengucurkan kas negara sebesar Rp 4 triliun guna merealisasikan dua program quick win yang ber-notabene sebagai kerangka besar untuk menunjang reformasi birokrasi di Kemendikdasmen.
Dikatakan oleh beliau juga, bahwa Prabowo juga tengah melakukan kajian yang berfokus untuk penguatan pembelajaran dasar melalui wacana pembangunan “Sekolah Garuda Unggulan” yang terintegrasi di setiap kabupaten.
Bahkan, kabinet Merah-Putih ini berkomitmen untuk memperbaiki sekolah yang selayaknya perlu di renovasi.
Nah, inilah bentuk dua quick wins yang dimaksudkan, bahwa anggaran Rp 4 triliun yang digelontorkan Prabowo ini, adalah ditujukan untuk percepatan pembangunan sekolah terintegrasi dan merenovasi 22.000 sekolah di seluruh pelosok negeri.
Baca Juga: 5 SMA Terbaik di Semarang Berdasarkan Skor UTBK dan Akreditasi, Referensi PPDB 2025!
Selain dua program quick wins di atas, Prabowo juga bahkan meminta Mendikdasmen Abdul Mu’ti untuk mereformasi pengajaran matematika di jenjang Sekolah Dasar (SD), khususnya untuk kelas I hingga IV.
Harapannya, para siswa itu bisa punya kapabilitas lebih di bidang sains dan teknologi, agar nanti dapat beradaptasi dengan tantangan Revolusi Industri 4.0, yang menekankan pentingnya penguasaan pada bidang matematika dan ilmu eksakta.***