Berusia Lebih dari Seabad, Kini Pesantren Tertua di Sumatera Utara Miliki 14.376 Santri

inNalar.com – Di tengah gemuruh riuh globalisasi yang semakin kompleks ini, pendidikan agama seakan menjadi satu alternatif karena menyatupadu dua kekuatan, yakni karakter pun sekaligus pendidikan ilmu pengetahuan—seperti halnya pesantren tertua yang ada di belahan Sumatera Utara ini.

Pesantren tertua di Sumatera Utara ini hadir di tengah moralitas yang kian tergerus, seakan menjadi benteng kokoh yang mengajarkan pedoman hidup berdasar al-Qur’an dan al-Hadits, untuk membentuk karakter unggul para santrinya. Tapi, di sini tidak hanya belajar ilmu agama, lho! Penasaran? Simak artikel ini, ya!

Sebagaimana diketahui, setiap lembaga agama pasti punya cara unik dalam mengamalkan ajaranNya. Nah, inilah yang juga terjadi di tubuh Pondok Pesantren Musthafawiyah Purba Baru yang terletak di Mandailing Natal, Sumatera Utara.

Baca Juga: Bocoran Soal Kemendikdasmen Ganti Kurikulum Pendidikan Sekolah di Indonesia, Begini Faktanya

Ternyata, pondok ini telah banyak memberi kontribusi positif untuk pengembangan Islam Nusantara.

Menyadur konten Youtube Hasir Budiman Ritonga, didapatkan fakta bahwa Pesantren Musthafawiyah ini menjadi salah satu pondok tertua dan legendaris, lho!

Ternyata, pondok yang diberdirikan oleh Syekh Mustafa Husein ini telah eksis sejak tahun 1912-an, ini dapat dibuktikan dengan ribuan lulusan alumni yang tersebar di seluruh penjuru negeri.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Pondok Pesantren Terbaik di Jawa Barat, Lokasinya Tersebar di Bogor hingga Cirebon

Nah, jumlah santri di Pesantren Musthafawiyah Purba Baru Sumatera Utara ini juga bertambah setiap tahunnya.

Untuk sekarang, didapatkan data bahwa besaran santri di sini adalah berjumlah 14.376 orang—yang notabene-nya di dominasi dari Aceh, wilayah Jabodetabek, dan Jawa Barat.

Tidak hanya itu, di sini juga ada beberapa santri yang asalnya dari negeri seberang, Malaysia.

Baca Juga: 10 SMA Unggulan di Banyumas Versi LTMPT, Referensi Sekolah Favorit PPDB 2025/2026 di Jawa Tengah

Mengapa hanya negeri Jiran? Karena sangatlah susah untuk menembus Keimigrasian Indonesia.

Jadi tidak mengherankan apabila hanya Malaysia-lah yang bisa menembus pihak imigrasi, meskipun dengan negosiasi yang agaknya cukup alot.

Menjadi salah satu pesantren tertua yang ada di Bumi Nusantara, aktivitas di pondok tertua di Sumatera Utara ini tampak normal seperti pondokan lainnya.

Hanya saja, pesantren di Provinsi Sumatera Utara ini masih mempertahankan satu tradisi yang sudah mendarah daging.

Tradisi ini adalah pengajian Kitab Kuning, yang mana berkiblat pada lembaga pendidikan agama yang tersohor di Makkah al-Mukarramah.

Tidak mengherankan apabila pondok ini banyak melahirkan santri-santri yang luar biasa hebat, hal ini tentu sejalan dengan visi Syekh Mustafa sendiri, yang berkeinginan untuk menghasilkan generasi penerus yang berkualitas.

Baca Juga: Jadwal Premier League Malam Ini 15 Januari 2024 Pekan 21 Live SCTV dan Vidio

Seiring waktu berjalan, pondok ini juga turut bertransformasi sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman.

Di era modern seperti sekarang, pesantren Musthawafiyah Purba Baru ini ternyata mengintegrasi ilmu pengetahuan umum, agar para santrinya siap bersaing dalam orkestrasi panggung global dengan penuh kepercayaan diri.

Menyadur konten Youtube yang sama, diketahui bahwa pondok di Sumatera Utara ini juga mengadaptasi aturan dari Partai Berita Republik Indonesia yang memberikan satu instruksi, yaitu pendirian institusi pendidikan umum di tubuh pesantren.

Baca Juga: Selain Wacana Deep Learning, Ternyata Kemdikbud Pernah Pakai 7 Kurikulum Ini di Indonesia

Dengan proporsi ilmu agama yang berpadu dengan ilmu pengetahuan ini, bentuk kombinasi yang sempurna ini menunjukkan satu fakta, bahwa di tiap sudut pesantren legendaris ini menyimpan banyak kisah epik, adalah tentang usaha para santri yang tengah menempa diri untuk mendulang kesuksesan yang nyata.

Bagi para santri yang mungkin sering memunajatkan doa dan harap kepada sang Rabbi, pesantren ini adalah tempat bagi mereka yang meniti harap untuk menggapai kegemilangan masa depan.

Meski menjadi pesantren tertua di Sumatera Utara, namun pesantren ini telah membuktikan satu hal; bahwa yang tua tidak selalu kuno, dan yang baru tidak selalu lebih baik kualitasnya. ***