
inNalar.com – Indonesia saat ini telah menerapkan kurikulum pembelajaran dari Kemdikbud yang dinamai Merdeka Belajar mulai tahun 2022 kemarin.
Banyak sekolah di Indonesia telah menerapkan pedoman pembelajaran ini karena dianggap punya nilai baru di dalamnya.
Meskipun begitu, beberapa sekolah masih menggunakan pedoman kurikulum lama seperti K-13 dengan berbagai alasan.
Program Merdeka Belajar yang dibuat oleh Kemdikbud sebenarnya sudah beberapa kali dikaji oleh pemerintah.
Sampai saat ini Abdul Mu’ti selaku Menteri Kemendikbud ristek masih melakukan analisis dan pengkajian ulang perihal program ini.
Tentunya penggunaan kurikulum Merdeka Belajar mempunyai kekurangan dan kelebihan saat diterapkan di sekolah.
Pada akhir tahun 2024 kemarin, terdengar kabar dari beberapa media berita bahwa program ini akan diganti dengan deep learning.
Namun berita tersebut dikabarkan kurang benar, Abdul Mu’ti menegaskan bahwa deep learning hanyalah metode pendekatan pembelajaran.
Mengutip dari Dini Febriyenti (et.al) dalam jurnal ilmiah berjudul Perkembangan Kurikulum di Indonesia dalam Perspektif Sejarah.
Ternyata program dari Kemdikbud ini memiliki kekurangan dan kelebihan di beberapa sisinya saat digunakan.
Hal tersebut bisa saja terjadi karena dipenagruhi oleh beberapa faktor internal maupun eksternal.
Berikut 8 Kelebihan dan Kekurangan yang dirasakan oleh tenaga pengajar di Indonesia saat menggunakan program pendidikan terbaru ini:
Kelebihan Program Merdeka Belajar:
Kekurangan Program Merdeka Belajar:
Itulah beberapa kekurangan dan kelebihan dari kurikulum yang saat ini dipakai oleh banyak sekolah di Indonesia.
Kemdikbud akan terus melakukan pengkajian ulang setiap waktu terhadap program pendidikan ini.
Baca Juga: Pertama di Indonesia, Karantina di Hotel Eksklusif Semarang Ini Langsung Bisa Jadi Penghafal Quran
Semoga dengan campur tangan pemerintah, program pendidikan ini bisa terus dilanjutkan dengan beberapa perubahan atau penambahan kebijakan.***