

inNalar.com – PLTS Terapung Cirata merupakan proyek kerja sama antara PLN Nusantara Power dengan perusahaan energi Uni Emirat Arab, Masdar.
PLN melalui anak usahanya, yaitu Pembangkit Jawa Bali (PJB) memiliki saham sebesar 51 persen atas proyek tersebut.
Sementara 49 persen sisanya dimiliki oleh perusahaan energi asal Uni Emirat Arab, Masdar.
PLTS Terapung Cirata ini dibangun di atas perairan Waduk Cirata Bandung Barat, Jawa Barat.
PLTS ini memiliki area dengan luas sekitar 200 hektare dengan 340.000 solar panel.
Proyek PLTS Terapung Cirata ini merupakan PLTS terbesar yang ada di Asia Tenggara.
Pembangunan PLTS Terapung yang memiliki kapasitas 192 megawatt peak (MWp) ini telah menghabiskan anggaran dana sebanyak Rp.1.7 triliun.
Dalam pembangunannya, proyek PLTS ini mampu menyediakan lapangan kerja untuk 1.400 tenaga kerja lokal.
Dengan 340 ribu panel surya yang ada, PLTS ini diprediksi akan mampu memproduksi energi bersih sebanyak 245 juta kWh per tahun.
Mengenai tarif yang akan dikenakan, Darmawan selaku Dirut PLN mengatakan tarif akan dipatok pada harga US$5.8 sen per kWh.
Melalui energi bersih tersebut, PLTS Terapung Cirata bisa menyalurkan listrik untuk sekitar 50.000 rumah atau lebih.
Dari pembangunan proyek ini, diperkirakan akan membantu menekan produksi emisi karbon lebih dari 200.000 ton per tahun.
Melansir informasi resmi dari PLN Nusantara Power, Proyek PLTS Terapung Cirata nantinya akan dikelola oleh anak usaha Pembangkitan Jawa Bali (PJB).
Uji coba proyek pun sedang dilakukan untuk memastikan listrik dari PLTS tersebut tersalurkan dengan baik.
Proyek yang dibangun awal tahun 2021 ini diperkirakan akan bisa beroperasi pada akhir Oktober 2023 mendatang.***