5 Hal Mencengangkan Kuliah Teknik Nuklir, Jurusan Paling Angker dan Langka di Indonesia Tapi Bikin Penasaran

inNalar.com – Teknik Nuklir tidak jarang disebut sebagai jurusan paling angker di Indonesia. Ya, bersiaplah mengupas tuntas 5 hal mencengangkan yang bakal bikin kamu mengerti tentang bidang keilmuan ini.

Sebagian kalangan menyebut Teknik Nuklir sebagai jurusan paling angker dan langka di Indonesia. 

Disebut angker karena ada gosip di luaran yang mengatakan bahwa kuliah di departemen ini bisa bikin mandul, kamu juga pernah dengar isu tersebut?

Baca Juga: Bak Belajar di Colorado AS, Sekolah Internasional Super Elit Jember ini Hampir Dikira Istana Kepresidenan

Disebut pula menjadi bidang penjurusan terlangka di Indonesia sebab ketersediaan jurusannya hanya ada tiga di Indonesia.

Inilah 5 hal tentang jurusan Teknk Nuklir yang belum banyak diketahui khalayak, termasuk mitos dan fakta yang beredar di masyarakat.

Paling masyhurnya ada di Teknik Nuklir UGM dan STTN BATAN di Yogyakarta. Sementara sisa satunya dibuka di ITB Bandung, Jawa Barat.

Baca Juga: 3 Kampus Terluas se-Jawa Tengah, Paling Lega Ada di Semarang Luasnya 2 Juta Meter Persegi

1. Jurusan Paling Angker Karena Sebabkan Kemandulan

Seorang Praktisi Pendidikan yang kerap membagikan pemikirannya melalui akun YouTube pribadinya, Dr. Bagus Satrio Utomo, mengungkap bahwa Teknik Nuklir kerap disebut sebagai jurusan paling angker di Indonesia, selain karena langka.

Ada isu yang beredar di tengah akademisi bahwa mahasiswa yang kuliah di jurusan Teknik Nuklir terancam mandul akibat paparan radiasi, apakah hal ini fakta?

Melalui akun YouTube resminya, Dr. Bagus Satrio Utomo mengungkap bahwa bidang keilmuan ini pada dasarnya yang dipelajari adalah prinsip-prinsip fisika nuklir serta interaksi antara radiasi dan materialnya.

Baca Juga: 5 Sekolah Termahal di Indonesia, Biaya Tertingginya Hampir Setengah Miliar Rupiah

Ancaman kemandulan bagi mahasiswa letaknya pada aktivitas pembelajaran yang melibatkan radiasi nuklir. Nah, miskonsepsi ini diungkap secara gamblang di laman Warung Sains Teknologi (Warstek).

Melansir dari laman tersebut, mahasiswa memang ada kemungkinan terpapar radiasi dan ada potensi kemandulan tetapi realitanya tingkat paparan setiap tahunnya tidak cukup menyebabkan mahasiswa mengalami kemandulan.

Potensi ancaman tersebut memang ada benarnya, tetapi hal itu bisa terjadi hanya ketika paparan dosis radiasinya tinggi. 

2. Tidak Melulu Terkait Bom

Perlu diketahui juga bahwa radiasi nuklir ini tidak hanya diperuntukkan dalam pembuatan bom, tetapi bidang kedokteran hingga pertanian pun juga menggunakannya.

Baca Juga: 5 Fakta Menarik Kampus UNDIP Semarang, Salah Satunya ‘Dipyo’ si Pencegah Kaki Keram Andalan Mahasiswa

Adapun ruang lingkup yang dipelajari mencakup fisika nuklir, kimia nuklir, mekanika fluida, perpindahan panas dan massa, serta termodinamika.

Jadi, secara umum ilmu Teknik Nuklir itu dibagi menjadi dua ruang lingkup yang dipelajari, yaitu pemanfaatan sumber nuklir untuk dunia perindustrian dan untuk bidang medis.

3. Diam-diam Punya Prospek Gaji yang Menjanjikan

Baca Juga: 6 Pesantren Tertua di Jawa Timur, Masih Bertahan Meski Berdiri Jauh Sebelum Indonesia Merdeka

Sebagai gambaran awal, biaya kuliah teknik nuklir memang dapat dikatakan mahal karena keperluan sejumlah praktikum yang memerlukan biaya operasional yang tinggi sebagaimana kuliah kedokteran.

Namun lulusan dari jurusan ini ternyata tidak dapat dipungkiri memiliki prospek gaji yang cukup besar. Misalnya, lulusan fresh-grad yang baru berkarir di posisi Junior Engineer biasanya gajinya Rp4-12 juta.

Sementara untuk taraf senior gaji lulusannya bisa berkisar di antara Rp20-40 juta. Biasanya lulusannya berkarir di perusahaan bidang minyak dan gas.

Baca Juga: Mirip Istana Kerajaan Inggris, Pesantren Elit di Jawa Barat Ini Fasilitasnya bak Hotel, Santri Auto Betah Mondok!

4. Jurusan Paling Langka, Hanya Ada 3 di Indonesia

Jurusan Teknik Nuklir hanya ada di Perguruan Tinggi Negeri seperti UGM Yogyakarta, ITB Bandung, dan STTN BATAN yang juga ada di Yogyakarta.

5. Prospek Menjanjikan di Era Ambisi Pemerintahan Prabowo

Menurut Dr. Bagus Satrio Utomo, perkembangan jumlah insinyur Teknik Nuklir pada dasarnya teramat jarang, bahkan disebut merosot -8% per tahun.

Namun melihat ambisi Presiden Prabowo Subianto yang tengah menggencarkan pengembangan reaktor nuklir untuk pemanfaatan berbagai bidang yang bermanfaat, lulusannya masih dinilai  memiliki peluang kerja besar.***