
inNalar.com – Kemajuan teknologi telah membuat gaya belajar siswa di sekolah semakin berubah sehingga tidak jarang murid tampak gemar mencukupkan diri membaca buku digital di komputer mereka ketimbang versi cetaknya.
Tidak hanya siswa, kita yang hendak belajar dan membaca buku dengan genre apapun itu biasanya akan lebih memilih versi digital PDF, kan? Entah membacanya melalui komputer atau sekadar handphone.
Alasannya tidak jauh karena bacaan yang dikemas dalam bentuk digital dapat diakses kapan saja dan tidak perlu berat membawanya di dalam tas.
Begitu pula dengan mahasiswa, mereka lebih senang menggunakan media bacaan digital di komputer, ipad, handphone, dsb. daripada versi cetaknya.
Hal tersebut terungkap dalam penelitian Shinoda K. (2019) dalam Jurnal Ekonomi dan Ekonomi Syariah.
Dari hasil penelitiannya terungkap bahwa 69,9% dari 151 responden lebih memilih buku digital.
Kebiasaan belajar baru ini pun sebenarnya sudah sejak lama ditelaah dalam deretan penelitian, terutama yang kaitan eratnya dengan efektivitas siswa saat membaca.
Fleksibilitas belajar dengan buku digital memang sudah tidak diragukan oleh siapa pun, tetapi bagaimana dengan pemahaman seseorang usai membacanya?
Nah, Mangen dkk (2013) telah lama menjawab rasa penasaran ini dalam artikel ilmiahnya yang berjudul ‘Reading Linear Texts on Paper Versus Computer Screen: Effects on Reading Comprehension’.
Baca Juga: Cabang Sekolah Internasional di Swiss, SMA Termahal Banten Ini Biaya SPP Bulanan Tembus Rp 10 Juta
Hasil studinya mengungkap bahwa siswa yang belajar dan membaca pelajarannya dari buku cetak pemahamannya jauh lebih baik daripada sekadar membacanya melalui layar komputer.
Penelitian tersebut masih mendapat dukungan meski studi lanjutan dilakukan lagi 5 tahun kemudian. Delgado dkk (2018) dalam studinya ‘The Effects of Reading Medium on Reading Comprehension: A Meta-Analysis’ juga sepakat dan menguatkan apa yang diungkap Mangen dkk.
Menurut Delgado dkk, siswa akan lebih memahami pelajaran secara sempurna apabila mereka membacanya dari lembaran kertas, bukan sekadar layar digital.
Perlu diakui bahwa meski komputer atau alat elektronik apapun yang dapat memfasilitasi bacaan digital memberi area eksplorasi dan akses belajar yang lebih luas, tetapi sejumlah penelitian masih memandang bahwa buku cetak masih lebih efektif dalam menggapai capaian hasil pembelajaran.
Terlalu luasnya akses yang bisa dieksplorasi siswa saat belajar dari berbagai platform yang dilihat melalui komputer menyebabkan tingkat distraksi muridnya lebih tinggi.
Belum lagi jika rujukan pembelajaran yang digunakan tidak tepat, maka tentu pemahamannya akan jauh tertinggal daripada yang belajar dari lembaran cetaknya langsung.
Kendati demikian, diakui pula bahwa buku cetak juga memiliki keterbatasan. Dinamisnya dunia keilmuan membuat bacaan dalam bentuk cetak terkadang dinilai kadaluarsa untuk dijadikan referensi fresh bagi para pelajar.
Perlu ada keseimbangan bagi siswa untuk menyempurnakan gaya belajar mereka di tengah gempuran kemajuan teknologi.***