

InNalar.com – Teh pada awalnya berasal dari Tiongkok yang dipercaya memiliki khasiat obat dan sebagai salah satu pengobatan tradisional.
Berdasarkan legenda, secangkir teh ditemukan pertama kali oleh kaisar Tiongkok Shennong seorang pencipta pengobatan Tiongkok, pada tahun 2737 SM.
Hingga akhir abad keenam, teh dianggap sebagai minuman obat, dan mulai populer saat memasuki abad ketujuh hingga abad kesepuluh.
Baca Juga: Suka Banget Minum Teh? dr Saddam Ismail Jelaskan Efek Sampingnya bagi Kesehatan, Simak Baik-baik!
Pada abad itu minuman tersebut kadang dicampur dengan zat tumbuhan lain seperti jahe, jeruk, bawang merah dan lain sebagainya.
Hingga pada akhirnya, tanaman yang identik di wilayah perkebunan ini bukan hanya sebagai obat, tetapi sebagai minuman yang dikonsumsi secara umum.
Indonesia sendiri, khususnya Jawa Barat menjadi provinsi yang memproduksi tumbuhan teh terbanyak di Indonesia.
Baca Juga: Inilah Manfaat Menambahkan Sisa Serbuk Kopi dan Teh Pada Kue, Bisa Perpanjang Masa Pengawetan?
Produksi tumbuhan tersebut di Jawa Barat pada tahun 2020 mencapai angkat 88.300 ton atau sekitar 70% dari produksi seluruh Indonesia.
Masyarakat Indonesia tidak bisa dipungkiri senang sekali mengkonsumsi teh, dengan berbagai variannya.
Saat ini banyak sekali bertebaran usaha penjualan es teh, sebagai franchise.
Bahkan, usaha itu di endorse dan dimiliki oleh kalangan artis, dengan berbagai merek.
Apalagi akhir akhir ini cuaca panas terus menerus. Sehingga minuman dingin dan manis ini menjadi barang populer.
Meski demikian, ada berbagai bahaya dari minuman tersebut jika sering dikonsumsi.
Berikut sederet bahaya minum es teh manis bagi kesehatan tubuh:
Pertama, Sebagai salah satu penyebab gagal ginjal.
Pada dasarnya ialah es teh manis yang mengandung asam oksalat yang tinggi.
Kandungan dari asam ini, akan menumpuk di ginjal jika dikonsumsi dalam jumlah yang banyak. Lalu ginjal akan kesulitan mengeluarkan kotoran dari darah.
Berdasarkan laporan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), terdapat 269 kasus gangguan ginjal akut di 27 provinsi hingga 26 Oktober 2022. Angka kematian dari penyakit ini sebanyak 157 kasus.
Kasus gangguan ginjal akut terbanyak di DKI Jakarta sebanyak 57 kasus, kemudian Jawa Barat sebanyak 36 kasus, Aceh sebanyak 30 kasus, Jawa Timur sebanyak 25 kasus dan SUmatera Barat sebanyak 19 kasus.
Kedua, risiko diabetes meningkat.
Perlu diketahui, bahwa satu gelas minuman teh manis bisa mengandung kurang lebih 33 gram gula.
Ketiga, berisiko mengalami obesitas.
Bagi masyarakat yang saat ini memiliki berat badan kurang ideal dan sedang berusaha untuk menurunkannya, maka es teh manis menjadi salah satu minuman yang wajib untuk dihindari.
Hal ini karena dalam satu gelas terdapat kurang lebih mengandung 250 kalori.
Keempat, salah satu pemicu stroke.
Memiliki kandungan gula tinggi, es teh manis bisa memicu kadar trigliserida jadi lebih tinggi. Hal inilah yang memicu terjadinya stroke.
Kelima, menjadi penyebab memburuknya sistem kardiovaskular.
Ada sekitar 47 miligram kafein pada minuman ini. Mengkonsumsi secara berlebihan dapat memicu efek samping pada sistem kardiovaskular.
Orang yang mengkonsumsi es teh manis berlebihan bisa mengalami efek gemetar dan gelisah.
Oleh karena itu, meski minuman ini hadir dengan berbagai varian rasa, dan mudah dijumpai dimana-mana dengan harga terjangkau.
Sebagai masyarakat yang cerdas harus memilih dan mengetahui berbagai dampak dari apa yang dikonsumsi.
Jangan sampai karena dalih enak, nikmat, murah dan mudah dijangkau, menjadikan kita lupa bahwa tidak ada kenikmatan yang gratis. Semua ada konsekuensi logisnya.***