Usai Realisasi Smelter Gresik Freeport, Prabowo Siapkan Babak Baru Hilirisasi Emas di Indonesia

inNalar.com – Setelah PT Freeport Indonesia Tbk membangun smelter baru di Gresik, Presiden RI Prabowo Subianto tengah menyiapkan babak baru hilirisasi industri emas.

Dengan adanya pabrik pengolahan konsentrat tembaga di Gresik, kini kenaikan produksi tahunan emas Freeport dapat disungkit naik hingga 60 ton.

Namun ternyata fakta bahwa nilai cadangan mineral berharga negeri kita yang dilaporkan CEIC mencapai 6.602 USD per Desember 2024 belum cukup menjadi kabar gembira.

Baca Juga: 8 Fitur Spesial Platform Rumah Pendidikan Kemendikdasmen, Cara Pintar dalam Sekali Klik!

Sebab, selama ini sumber daya berharga yang satu ini seringnya hanya tercatat sebagai tonase tanpa dioptimalkan lebih lanjut dalam sistem keuangan nasional.

Hal yang lebih menyedihkannya lagi, sebagian besar logam berharga ini pengolahannya dilakukan di Singapura sehingga nilai tambahnya pun tidak dinikmati oleh para penggerak industri lokal.

Menimbang gap besar inilah, Presiden RI Prabowo Subianto mengambil langkah maju dalam melengkapi ekosistem hilirisasi emas di Indonesia.

Baca Juga: 5 Alasan Unik Kenapa Juli Jadi Awal Kalender Pendidikan di Indonesia, No 2 dan 4 Paling Bikin Gak Nyangka

Salah satunya adalah optimalisasi Bullion Bank. Menteri BUMN Erick Thohir optimis, melansir dari Instagram resmi pribadinya, mengungkap bahwa kehadiran bank emas ini membuka potensi melejitkan nilai tambahnya.

Melalui sederetan aktivitas ekonomi, transaksi dan investasi mineral berharga akan melengkapi ekosistem hilirisasi industri ini ke depannya.

Ruang jasa titip emas dari pihak korporasi, deposito, hingga pinjaman modal kerja diharapkan dapat menjadi salah satu gerak ekonomi yang dapat meningkatkan nilai tambah mineral berharga ini.

Baca Juga: Berubah Jadi SPMB 2025, Ini 4 Skema Baru Pengganti PPDB dari Kemendikdasmen

Sebagai informasi, Bullion Bank sebenarnya bukan hal baru dalam rantai perindustrian ini. Sejak tahun 1901, Pegadaian telah hadir untuk mengisi rantai bisnis tersebut.

Menurut informasi terbaru, Pemerintah RI akan menunjuk dua bank lainnya lagi untuk ikut memperluas akses masyarakat berinvestasi emas.

Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkap bahwa Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Bank Syariah Indonesia (BSI) tengah ditunjuk negara untuk menjadi pengelola Bullion Bank ini.

Jika sesuai rencana, realisasi Bullion Bank ini diharapkan rampung pada semester pertama di tahun 2025.***