Mengenal Kurikulum Cinta, Konsep Besutan Kemenag yang Bakal Segera Diterapkan

inNalar.com – Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia saat ini tengah menyiapkan konsep Kurikulum Cinta yang akan segera diterapkan.

Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menyampaikan bahwa kurikulum cinta ini merupakan sebuah refleksi dari peran agama dalam membangun masyarakat yang rukun.

Sehingga konsep tersebut merupakan sebuah pondasi atau sistem untuk menjalankan kehidupan bersama di tengah keragaman. Baik itu untuk kerukunan umat beragama baik secara internal ataupun antarumat.

Disampaikan bahwa konsep cinta ini menekankan pentingnya pendidikan yang berbasis kasih sayang, empati, dan menghargai perbedaan.

Baca Juga: Ingin Jadi Agen Rahasia BIN? Ini Syarat Masuk Sekolah Kedinasan STIN 2025

Nilai-nilai tersebut menjadi bagian yang penting di dalam sistem Pendidikan di Indonesia, baik di lembaga formal, pondok pesantren ataupun di lingkungan sosial dan keluarga.

Nasarudin menyampaikan bahwa pendidikan agama juga harus menanamkan ruh dan semangat moderasi serta penghormatan terhadap keberagaman.

Kurikulum tersebut diharapkan bisa mengajarkan generasi penerus bangsa agar bisa menghargai keberagaman yang ada dan menanamkan perasaan cinta yang mendalam.

Sehingga anak-anak bangsa tidak dicekoki dengan kebencian, tetapi dengan cinta yang akan menyatukan segala perbedaan.

Baca Juga: Sebab Akibat dalam Teks Mbah Sadiman, Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 5 SD Kurikulum Merdeka Bab 7 Hlm. 150-152

Pesantren, madrasah, dan sekolah-sekolah yang berbasis agama di Indonesia mulai mengajarkan siswanya akan nilai toleransi dan harmoni dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Sebab, pada dasarnya nilai toleransi tersebut sejatinya merupakan kunci untuk menghindari provokasi yang akan menciptakan kedamaian di masyarakat.

Toleransi tersebut bisa diciptakan dengan mengajarkan nilai-nilai beragama kepada generasi penerus bangsa tanpa menyebarkan kebencian terhadap pihak yang berbeda keyakinan.

Namun, diajarkan dengan cinta dan saling menghargai. Dengan begitu, akan sulit untuk memecah belah bangsa ini.

Dengan begitu, diharapkan bahwa Kurikulum Cinta bisa diimplementasikan di dalam kehidupan sosial. Baik melalui Gerakan dan program-program yang dibentuk untuk memperkuat solidaritas antarumat beragama.

Selain kurikulum cinta, Kemenag juga memperkenalkan konsep Eco-Theology yang juga akan segera diterapkan.

Konsep Eco-Theology ini merupakan landasan spiritual dalam melestariakn lingkungan. Dengan begitu konsep ini akan mengajarkan bahwa menjaga bumi bukanlah semata-mata upaya ilmiah, tetapi juga bagian dari spiritualitas dan ibadah.

Gerakan tersebut sudah banyak diterapkan di beberapa lembaga seperti masjid ramah lingkungan, pesantren hijau, gereja berkelanjutan, dan lain-lain.

Baca Juga: 10 Universitas Swasta dengan UKT Termurah di Indonesia, Biaya Terjangkau Tapi Kualitas Terjamin!

Gerakan tersebut banyak memanfaatkan energi terbarukan dengan praktik yang ramah lingkungan.

Hal demikian merupakan contah langkah yang baik sebagai implementasi eco-thelogy dalam kehidupan umat beragama.

Jadi, itulan informasi mengenai kurikulum cinta dan konsep eco-theology yang digagas oleh Kementerian Agama (Kemenag) yang akan segera diterapkan. ***