Berikut Seputar White Phosphorus Bombs, yang Dipakai Israel untuk Binasakan Warga Palestina

inNalar.com – White Phosphorus Bombs atau Bom fosfor putih adalah bahan peledak yang kerap kali digunakan dalam peperangan.

White Phosphorus merupakan bahan kimia yang terbuat dari batuan fosfat yang berbentuk padat serta memiliki tekstur seperti lilin dan berbau seperti bawang putih.

White Phosphorus memiliki beberapa warna diantaranya putih, kuning, atau bahkan bening (tidak berwarna).

Bom peledak ini sangat beracun bagi manusia. Dalam beberapa bentuk, ia terbakar pada suhu 10 sampai 15 derajat di atas suhu ruangan sebagai reaksi terhadap oksigen.

Baca Juga: Media Israel Sebut Pasukan Hamas Tega Eksekusi 40 Bayi Tak Berdosa dan Lebih dari 1.000 Warga Sipil

Produsen menggunakan White Phosphorus untuk membuat produk seperti chip komputer, paduan logam, pupuk, cat yang menyala dalam gelap, racun tikus, dan kembang api.

Namun, beberapa produsen dan pemerintah juga menggunakannya untuk membuat amunisi militer, termasuk bom.

Bom Fosfor Putih adalah senjata pembakar. Artinya, seiring dengan daya ledak yang menghancurkannya, itu dapat menyebarkan api.

Baca Juga: Layani 36 Juta Pelaku Usaha, Transformasi BUMN Bawa Holding Ultra Mikro BRI-Pegadaian-PNM Semakin Berkembang

Dalam hal ini, api dihasilkan dari adanya pembakaran fosfor yang membakar pada suhu sekitar 1.500 F.

Dilansir inNalar.com dari WebMD, bom peledak ini dapat menyebarkan api hingga ke area beberapa ratus meter persegi, dan fosfor akan terus terbakar hingga habis dan yang dibutuhkan hanyalah keberadaan oksigen yang ada di udara.

Margaret E Kosal, seorang profesor di Sekolah Hubungan Internasional Sam Nunn di Institut Teknologi Georgia, mengatakan jika penggunaan bom Fosfor biasa digunakan sebagai bagian dari amunisi pembakar.

Baca Juga: UPDATE! 260 Anak dan 230 Wanita di Gaza Tewas Akibat Serangan Bom yang Dihujani Israel Dini Hari Tadi

Ia menjelaskan bahwa bom fosfor adalah istilah yang diterapkan pada penggunaan fosfor putih baik sebagai bagian yang disengaja dari amunisi pembakar (roket, peluru, mortir), atau berupa bagian amunisi yang tidak disengaja yang dimaksudkan untuk menghasilkan asap atau menerangi suatu area.

Penggunaan Bom fosfor putih ini dapat menyebabkan cedera yang jauh lebih serius dan sulit diobati dibandingkan dengan cedera akibat bom konvensional.

Bahkan para profesional medis memerlukan pelatihan khusus untuk menangani jenis cedera ini dan untuk melindungi diri mereka dari luka bakar fosfor selama perawatan.

Jika terkena kulit, White Phosphorus akan menyebabkan luka bakar yang sangat menyakitkan, mungkin tingkat dua (ketebalan sebagian kulit) hingga tingkat ketiga (ketebalan kulit penuh).

Luka bakar biasanya berwarna kekuningan dan berbau seperti bawang putih, bahkan mungkin akan terlihat asap yang keluar dari sebuah luka akibat White Phosphorus yang terus terbakar.

Selain itu, jika sebagian White Phosphorus masih menempel di dalam tubuh, ia dapat menyala kembali jika terkena udara lagi (seperti saat perawatan medis).

Tentunya hal ini sangat berakibat buruk yang akan menyebabkan luka bakar terasa sangat menyakitkan.

Faktanya, luka bakar akibat fosfor putih pada kurang dari 10 persen tubuh dapat mengakibatkan kematian karena kerusakan yang terjadi pada ginjal, hati, dan jantung.

Korban serangan tersebut kemungkinan besar akan mati perlahan karena luka bakar atau menghirup asap beracun.

Agency for Toxic Substances and Disease Registry (ATSDR) mengungkap bagi mereka yang bertahan hidup biasanya harus berjuang dengan gangguan parah selama sisa hidup mereka, seperti kerusakan hati, jantung atau ginjal.

Penggunaan Bom ini sebenarnya dibatasi, namun tidak ilegal menurut hukum secara Internasional,

Meskipun dapat digunakan di dalam medan perang, tetapi bom ini tidak dapat digunakan bagi wilayah sipil.

Hal ini disebabkan karena White Phosphorus sendiri akan dapat membakar orang hingga ke tulang, membara di dalam tubuh, dan menyala kembali ketika perban dilepas.

Selain itu, kebakaran yang dipicu oleh bom fosfor juga tidak dapat dipadamkan dengan air tetapi hanya dapat dipadamkan dengan pasir.***

Rekomendasi