Suplai Air ke 2 Provinsi, Bendungan Senilai Rp1,5 T di Bojonegoro-Blora Ini Bakal Relokasi 2 Desa, Namanya…

inNalar.com – Pembangunan bendungan untuk mencukupi kebutuhan air masyarakat masih terus dilakukan hingga saat ini.

Proyek bendungan yang ada di Indonesia biasanya berada di satu daerah dan berfokus untuk menyuplai air ke daerah tersebut.

Namun, berbeda dengan bendungan biasanya, proyek waduk yang ada di perbatasan Bojonegoro dan Blora justru menyuplai akan menyuplai air pada dua provinsi yang berbeda.

Baca Juga: Jadi Objek Riset! Danau Towuti di Kabupaten Luwu Sulawesi Selatan Pancing Ilmuwan dari Jerman hingga Amerika

Kedua provinsi yang akan mendapat pasokan air dari bendungan ini adalah Provinsi Jawa Timur dan Provinsi Jawa Tengah.

Dilansir inNalar.com dari PUPR, proyek yang akan dibangun di antara dua provinsi ini nantinya akan memiliki luas genangan sekitar 1.026,55 hektare.

Daya tampung dari bendungan ini mencapai 59,1 juta meter kubik dan diperkirakan akan mampu menyuplai air irigasi di kawasan Solo Valley Werken seluas 62.000 hektar

Baca Juga: Sekolah Juga Jadi Sasaran Israel, Warga di Seluruh Jalur Gaza Miris Tak Punya Tempat Persembunyian

Solo Valley Werken sendiri merupakan program pembuatan jaringan irigasi dan pengendalian banjir yang sudah dibangun sejak zaman Belanda.

Program pengendalian banjir ini membentang dari Bojonegoro, Tuban, Lamongan, Gresik, dan Surabaya.

Suplai air dari bendungan ini nantinya akan didistribusikan dari DI Karangnongko Kiri yang berada di Kabupaten Blora, Jawa Tengah dengan luas 1.746 hektare dan debut air 2,85 meter kubik per detik.

Baca Juga: Buka 24 Jam di Tengah Hutan, Warung ‘Abadi’ di Mojokerto Ini Bertahan Sendirian, Ternyata Dulu Tempat…

Selain itu, suplai air juga akan didistribusikan ke DI Karangnongko Kanan yang ada di Bojonegoro seluas 5.203 hektare dan debit air 7,90 meter kubik per detik.

Proyek yang berada di perbatasan dua provinsi ini memiliki daerah tangkapan air seluas 10,03 km persegi.

Salah satu proyek strategis negara (PSN) yang masih akan dibangun ini bernama Bendungan Karangnongko.

Adapun besaran biaya yang akan dihabiskan untuk membangun waduk ini adalah sekitar Rp 1,5 triliun.

Meski memiliki peranan yang cukup penting untuk penyediaan air masyarakat, namun, pembangunan proyek ini baru akan dimulai pada tahun 2024.

Pada tahun 2023 ini, proyek bendungan di perbatasan Bojonegoro, Jawa Timur dan Blora, Jawa Tengah ini baru memasuki tahap pembebasan lahan.

Bendungan Karangnongko yang memiliki kapasitas tampung jutaan meter kubik ini tentunya membutuhkan lahan yang sangat luas.

Lahan yang dibutuhkan untuk pembangunan proyek ini adalah sekitar 455,7 hektare yang termasuk ke dalamnya adalah tanah penduduk, tanah wakaf, tanah kas desa, dan milik perhutani.

Meski tidak ada masalah dengan sebagian besar luas tanah yang digunakan, namun, terdapat setidaknya dua desa di Kabupaten Blora yang terdampak pembangunan Bendungan Karangnongko.

Dua desa tersebut adalah Desa Ngrawoh dan Desa Nginggil yang berada di Kecamatan Kradenan, Blora, Jawa Tengah.

Pemukiman masyarakat yang ada di dua desa ini nantinya akan dipindahkan atau direlokasi ke wilayah yang tidak tergenang, namun, masih dekat dengan Bendungan Karangnongko.***

 

Rekomendasi