

inNalar.com – Kampung ‘angker’ yang terletak di Lebak Banten ini merupakan kampung mati sejak tahun 2020 lalu.
Kampung ‘angker’ ini hanya dihuni oleh 4 keluarga yang masih bertahan. Diketahui kampung ini merupakan lahan gusuran terkait proyek waduk yang akan dibangun.
Warga yang masih bertahan, memiliki alasan tertentu. Mereka sengaja tidak mau dipindahkan.
Hal itu lantaran kompensasi yang digunakan untuk pembebasan lahan Kampung tersebut tidak sesuai dengan keinginan warga yang masih bertahan.
Anehnya warga kampung ‘angker’ Lebak Banten tersebut masih nyaman untuk tinggal di sana, meskipun sering mendapat gangguan mahkluk halus.
Kampung yang terletak di Lebak Banten ini memiliki banyak kisah misterius. Bahkan hingga saat ini waduk yang direncanakan masih belum terlihat.
Melansir video yang diunggah akun Youtube Jejak Bang Ibra, kampung tersebut bernama Karian yang terletak di Kecamatan Sajira, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.
Dalam video tersebut, diterangkan bahwa akan ada desa serupa nasibnya dengan kampung ‘angker’ tersebut.
Terdapat 5 desa yang menjadi target pembebasan lahan untuk pembangunan waduk tersebut.
Menurut keterangan 4 kampung lainnya sudah tidak berpenghuni semenjak tahun 2020 lalu.
Khusus untuk kampung ‘angker’ Karian inilah yang masih bertahan, 4 keluarga tersebut masih ingin menetap disana.
Diketahui dari penuturan warga setempat mereka sudah menunggu cukup lama, sekitar 2 tahun untuk mendapatkan ganti yang sepadan.
Kenyataannya masih belum mendapatkan yang diinginkan. Lantas beberapa orang dari 4 KK tersebut termasuk Pak RT (dulunya) memilih untuk menetap.
Meskipun sudah ditinggal lama oleh warga setempat, tampak beberapa rumah terlihat bersih, dan sebagian memang sudah kosong melompong.
Beberapa rumah ada yang tampak reot karena sudah tidak pernah disentuh oleh manusia. Bahkan jalanan disana hampir tidak terdapat lampu sama sekali.
Setelah ditelusuri, dalam video tersebut memberikan keterangan bahwa lokasi untuk relokasi warga kampung ‘angker’ masih belum diketahui sama sekali.
Terhitung di sana terdapat sekitar puluhan rumah yang terbengkalai, bahkan ada rumah yang hanya tinggal alasnya saja.
Empat keluarga termasuk Pak RT tersebut sebenarnya sudah berencana pergi, namun Pemerintah masih ‘kekeuh’ dengan harga yang diberikan.
Mereka mau tidak mau harus menahan rasa takut mereka atas gangguan makhluk halus yang tiada henti, guna mendpatkan hidup yang sesuai.
Warga Kampung Karian berharap akan ada diskusi lanjutan terkait hal tersebut, karena proses pembangunan waduk sudah dilaksanakan sejak September lalu.***