

InNalar.com – Berdasarkan magma ESDM, Indonesia tercatat memiliki 127 gunung aktif yang tersebar di seluruh tanah air.
Dalam sejarahnya, tentu telah terdapat beberapa yang meledak, sampai jadi yang terbesar, bahkan bisa sampai menyebabkan yang mendengarnya akan tuli.
Salah satunya adalah Krakatau, yang berada di Lampung Selatan, atau bisa juga disebut terletak di perairan Selat Sunda.
Bagi yang asing, perairan Selat Sunda ini sebenarnya berada diantara pulau Sumatera dan Jawa.
Ledakan Krakatau sendiri yang paling dahsyat ini terjadi dahulu, pada 27 Agustus 1883.
Jika melihat sejarah, sebenarnya letusan yang terjadi pada gundukan tanah di Lampung Selatan ini bukanlah yang terbesar di dunia.
Sebab masih ada Toba, Tambora, Taupo, ataupun Katmai yang sebenarnya lebih besar.
Akan tetapi, kejadian meletusnya gunung-gunung tersebut terjadi di masa lampau, dan tentunya berbeda dengan satu gunung yang meledak pada abad ke 19 ini.
Bahkan suara ledakan Krakatau ini tercatat menjadi suara letusan terkeras yang pernah terdengar di muka bumi.
Melansir dari kanal YouTube infinity_space1, suara yang terjadi kala ledakan terbesar ini terjadi setara dengan detonasi 200 juta ton TNT.
Sebagai pembanding, ledakan yang terjadi pada tahun 1883 ini dikatakan melebihi lebih keras daripada bom atom Hiroshima dan Nagasaki di Jepang.
Mengulik sejarahnya, sebenarnya pertanda gunung di Selat Sunda ini telah memberikan pertandanya tengah semakin aktif sejak Mei 1883.
Hingga waktu berlalu pada bulan Agustus 1883, terjadilah kedakan pada Krakatau sebanyak 4 kali yang terjadi pada tanggal 26 dan 27.
Akan tetapi, ledakan paling dahsyat yang terjadi adalah letusan yang ke-3.
Sebab bagi orang yang mendengar suara ledakannya pada jarak radius 80 Km, niscaya mereka akan tuli saking kerasnya suara yang dihasilkan.
Bahkan dari ledakan yang terjadi, suara letusannya mencapai ke Australia, yang jaraknya sekitar 4500 Km dari gunung tersebut.
Pada hari kedua, terjadilah bencana tsunami dan gempa yang cukup besar.
Tsunami yang terjadi kala itu ketinggiannya mencapai 36 meter, hingga banyak merenggut nyawa manusia yang berada di sekitarnya.
Apalagi dikatakan jika selama bencana ini terjadi, sampai dikatakan pula sebagai kiamat kecil.
Sebab gunung tersebut juga mengeluarkan abu yang mencapai 17 Km kubik, sehingga membuat sinar matahari tidak nampak selama 3 hari. ***