

InNalar.com – Meski Nusantara akhir-akhir ini tengah gencar melakukan pembangunan, ternyata masih terdapat desa terpencil yang berada di Timur Indonesia.
Bagaimana tidak, orang-orang yang berada di Kabupaten Timur Tengah Utara ini saja membutuhkan waktu 2,5 jam hanya agar dapat tiba di sekolah.
Tepatnya, nama kampung ini adalah Desa Naisunaf yang terletak di daerah Nusa Tenggara Timur (NTT).
Baca Juga: Kupang Gelontorkan Rp33 M, Pemprov NTT Bangun Fasilitas Pendukung Huntap Bagi Warga Terdampak Badai
Meski penduduk di kabupaten Timur Tengah Utara ini berjumlah 211.350 jiwa, namun masih terdapat beberapa warganya yang tinggal di tempat yang terpencil.
Tidak hanya itu, namun warga disini juga masuk dalam kategori masyarakat kurang mampu.
Sebab, mereka hanya bisa menghasilkan uang Rp 50 ribu saja, dan itu dalam kurun waktu 1 bulan.
Sementara pekerjaan yang mereka lakukan adalah sebagai petani, namun di kebun orang lain agar dapat memnuhi kebutuhan sehari-hari.
Ironisnya, rumah yang mereka tinggali ini tidak layaknya bangunan modern yang menggunakan bata ataupun semen, melainkan masih menggunakan kayu beratapkan ilalang.
Alasannya, karena jika menggunakan kayu dan ilalang, bahan-bahan tersebut mudah ditemukan, dan tidak perlu mengeluarkan biaya.
Apalagi ukuran rumah mereka hanya sekitar 3×3 meter, yang semua kegiatannya mereka lakukan dalam satu bangunan tersebut.
Mulai dari memasak, tidur, belajar, ataupun kegiatan-kegiatan lain.
Melansir dari kanal YouTube RODHIYANA DOUBWI, bahkan rumah mereka ini sering rusak atau hancur saat terjadi angin kencang.
Sekedar informasi, warga masyarakat Desa Naisunaf ini membangun rumahnya di daerah pegunungan, jadi tidak heran jika terkadang akan muncul angin yang besar.
Selain kondisi rumah yang akan sering hancur karena angin besar, bagi anak-anak yang masih bersekolah mereka masih harus menempuh perjalanan yang cukup jauh.
Sebab bagi anak-anak yang berada di daerah NTT ini, mereka harus memakan waktu perjalanan selama 2,5 jam agar bisa tiba di sekolah.
Perjalanan itu mereka lakukan dengan cara berjalan kaki, sampai terkadang mereka juga akan lari agar bisa tiba di sekolah tepat waktu.
Biasanya, anak-anak ini akan bangun pada pukul 03.00 WITA, dan memulai perjalanan ke sekolahnya pada pukul 04.00 WITA.
Nama sekolah tersebut adalah SD Filalial, atau dapat disebut juga SD jarak jauh.
Sebenarnya keberadaan SD ini untuk memudahkan warga di Desa Naisunaf agar akses mereka ke sekolah lebih dekat.
Walaupun ternyata jarak sekolah ini masihlah terbilang cukup jauh, karena membutuhkan 2,5 jam perjalanan.
Sedangkan untuk sekolah pusatnya, SD ini berada lebih jauh lagi dari keberadaan desa yang berada di NTT ini.***