Angkanya Capai 78 Persen, Kenapa Sistem COD yang Sering Bermasalah Tak Dihapus Saja? Ternyata Pembayaran…

InNalar.com – Semakin berkembangnya jaman, kini berbelanja pun sudah dapat dilakukan secara online melalui beberapa E-commerce.

Tidak hanya itu, karena sistem pembayaran yang ditawarkan saat berbelanja online pun cukup beragam, salah satunya adalah dengan Cash On Delivery (COD).

Namun orang-orang Indonesia pasti tahu, jika sebenarnya sistem pembayaran seperti itulah yang sering mengalami masalah, terutama pada kurir dan pembeli.

Baca Juga: Total Kekayaan Rp69 Miliar, Amirudin Tamore Jadi Pengusaha Muda dan Bupati Terkaya di Sulteng, Bisnis Apa?

Masalah yang ditimbulkan pun cukup beragam, seperti jasa pengiriman yang ditusuk pada awal tahun 2023 kemarin, serta para orang-orang dari jasa pengiriman yang dimarahi karena barang tidak sesuai pesanan.

Ada pula kejadian petugas ekspedisi yang dipukuli setelah memberikan barang yang dibeli oleh pelanggannya.

Bagi orang-orang yang tahu, tentu kesalahan pembelian barang pada E-Commerce ini sepenuhnya bukanlah salah dari jasa pengiriman.

Baca Juga: Disebut Juragan Tanah! Kepoin Harta Hendy Siswanto Bupati Jember, Punya 5 Mobil Mewah Hampir Rp2 Miliar!

Sebab petugas ekspedisi ini tentu hanya memiliki pekerjaan untuk mengirimkan barang, dan tidak berkaitan dengan pembelian antara penjual dan pembeli.

Sekedar informasi, sebenarnya masih banyak orang Indonesia yang tingkat literasinya untuk berbisnis masih rendah, ditambah dengan product knowledge yang rendah pula.

Saat hal di atas rendah, maka menjadikan para pelanggan tidak mengikuti peraturan sistem pembayaran yang harusnya dipatuhi.

Baca Juga: Menteri Kesehatan Palestina Umumkan Jumlah Korban Gaza Meningkat Hingga 4.651 Jiwa, Akibat Genosida Israel

Hal seperti inilah yang bisa membuat terjadi permasalahan saat melakukan pembelian yang dilakukan secara bertemu face to face.

Jika banyak terjadi permasalahan saat melakukan pembelian online, lalu mengapa tidak sistem pembayaran COD dihapuskan saja?

Berdasarkan data dari BPS, ternyata 78,72% para pengguna yang berbelanja online menggunakan sistem pembayaran COD.

Sedangkan bagi para pembeli yang menggunakan sistem pembayaran tersebut, kebanyakan berasal dari masyarakat menengah ke bawah.

Dari hal di atas, membuat para pelanggan biasanya tidak memiliki ATM, ataupun jarak mereka dari ATM cukuplah jauh.

Jadi hal itulah yang membuat sistem pembayaran COD ini lebih banyak digunakan saat membandingkannya dengan ccashless.

Saat sistem pembayaran COD dihapus, tentu hal ini akan membuat para penjual di E-commerce surut, dan dampaknya cukup besar.

Tentu penghapusan sistem pembayaran satu ini memang akan menimbulkan pro dan kontra di waktu yang bersamaan.

Jalan tengah dari permasalahan ini tentu sebenarnya adalah agar para penjual dan pembeli mematuhi peraturan sesuai dengan yang berlaku agar tidak terjadi penipuan.

Ditambah para pembeli yang harus mengikuti peraturan dan tata cara sistem pembayaran yang berlaku, agar para kurir tidak menjadi korban pada para pembeli.***

 

Rekomendasi