Telan Dana APBN Rp496 Miliar! Bendungan di NTT Dekat Perbatasan Timor Leste Ini Difungsikan Aliri Food Estate

InNalar.com – Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan daerah yang cenderung kering, karena daerah tersebut juga hanya mengalami musim hujan yang berlangsung tidak lama.

Karena itulah pemerintah membangun bendungan di daerah tersebut agar dapat memenuhi kebutuhan warga di sektor peternakan maupun pertanian.

Bahkan salah satunya juga akan dimanfaatkan untuk dialirkan pada food estate (lumbung pangan) yang berada di kota Atambua, kabupaten Belu.

Baca Juga: Cuma Punya 1 Mobil Jadul, Kekayaan Bupati Lima Puluh Kota di Sumbar Malah Nyusut Rp308 Juta Usai Menjabat

Tempat penampungan air ini sendiri memiliki nama Rotiklot yang pembangunannya dimulai sejak tahun 2015 kemarin.

Meski begitu, bendungan ini telah rampung dan diresmikan pada 2019 yang lalu, hingga pemanfaatannya akan dilanjutkan untuk pemanfaatan lumbung pangan yang berada di sekitar daerah perbatasan dengan Timor Leste.

Perlu diketahui, NTT merupakan daerah di Indonesia yang beriklim kering, sehingga kebutuhan air tentu akan memberikan banyak manfaat bagi daerah tersebut.

Baca Juga: Jangan Sampai Punah! Ini 5 Alat Musik Tradisional Khas Kalimantan Utara, Nomor 1 Terdapat Ukiran Burung Sakral

Sebab tempat penampungan air ini memiliki kapasitas mencapai 3,3 juta m3, dimana nantinya juga akan memberikan manfaat berupa pengaliran pada lahan pertanian para warga.

Karena air yang ditampung ini mampu memberikan suplai irigasi pada lahan seluas 149 hektar, dan tentunya dapat dijadikan sebagai pariwisata.

Ada pula manfaat lain seperti pemenuhan kebutuhan air baku sebesar 40 liter/detik, dan membantu kegiatan pada Pelabuhan Atapupu.

Baca Juga: Tak Punya Kendaraan Pribadi Sama Sekali, Total Harta Kekayaan Umi Azizah Bupati Tegal Ini Capai Rp2,3 Miliar

Ditambah lagi mampu mengatasi resiko banjir di kabupaten Belu, karena jika hujan, daerah ini sering mengalami intensitas yang tinggi sehingga dapat menyebabkan banjir.

Dilansir InNalar.com dari media PUPR, pada pembangunannya sendiri, tempat air parkir ini menghabiskan anggaran sebesar Rp 496 miliar yang bersumber dari dana APBN.

Walau menghabiskan dana yang banyak, namun tentu tempat air yang ditampung ini akan bermanfaat bagi food estate yang berada di daerah perbatasan dengan Timor Leste tersebut.

Sebab nantinya bendungan ini akan mengaliri lahan lumbung pangan yang luasnya mencapai 55 hektar.

Nantinya, pengaliran pada lahan irigasi ini akan menggunakan teknologi sprinkler.

Teknologi sprinkler merupakan Sistem irigasi bertekanan, atau bisa disebut juga dengan irigasi curah yang metode pemberian airnya dilakukan dengan menyemprotkan air ke udara dengan begitu nantinya akan jatuh ke permukaan tanah seperti air hujan.

Karena komoditi yang akan ditanam adalah holtikultura jagung, jadi sistem pengairan yang diperlukan pada tanaman tersebut tidaklah banyak.

Apalagi pada daerah yang dijadikan food estate ini juga memiliki jenis tanah yang tidak membutuhkan banyak air, jadi penggunaan air pada sprinkler menjadi lebih hemat.

Meski telah diresmikan tahun 2019 yang lalu, namun pelaksanaan fisik pada dukungan pengembangan food estate ini dimulai pada Maret 2021 kemarin.***

 

Rekomendasi