
inNalar.com – Gubernur Dedi Mulyadi mengusulkan satu wacana baru di dunia pendidikan, khususnya setingkat SMA, yang cukup mengejutkan warga Jawa Barat. Apa itu?
Wacana baru yang dikemukakan oleh Dedi Mulyadi ini diproyeksikan bakal masuk ke kurikulum SMA dan menyasar siswa dengan kriteria khusus.
Gubernur Jawa Barat Dedi pun mengungkap bahwa pihaknya telah mengalokasikan anggaran yang cukup guna merealisasikan wacana tersebut.
Untuk memudahkan realisasi program, pihaknya disebut akan menjalin kerjasama dengan Kodam III Siliwangi dan Polda Jabar.
Lantas, wacana baru seperti apakah yang dimaksudkan ini? Guberneur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyebutkan, anak SMA dengan kriteria khusus akan diminta mengikuti Program Wajib Militer.
Secara lebih rinci, Dedi membeberkan bahwa remaja yang terlibat dalam geng motor, balapan liar, dan perseteruan antarpelajar adalah target utama dari program wamil ini.
Program wamil ini akan direncanakan dengan matang guna mengatasi permasalahan remaja di Jawa Barat yang seringkali kenakalannya tak jauh dari perilaku premanisme dan geng motor.
Gubernur Jabar Dedi Mulyadi berharap dengan adanya kurikulum baru di SMA ini diharapkan angka kenakalan remaja di wilayahnya dapat ditekan.
Dengan adanya program ini, ia berharap nantinya anak-anak SMA mendapatkan pembinaan dalam bentuk yang lebih baik lagi, melansir dari Instagram Pandemictalks.
Jadi skema yang diajukan kurang lebih seperti penjelasan berikut ini. Anak-anak SMA yang tertangkap karena persoalan kenakalan remaja akan dibina melalui program wajib militer.
Bentuk kenakalan remaja yang dimaksudkan antara lain seperti balap liar, aksi tidak terpuji geng motor, dan aksi premanisme lainnya.
Bahkan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi pun menyebut bahwa program wajib militer ini akan dimasukkan ke dalam Kurikulum SMA.
Program wamil ini diproyeksikan menjadi kegiatan pembelajaran yang diharap dapat membentuk karakter bela negara.
Bukan hanya soal ketahanan fisik, wamil bagi para remaja sekolah ini diharapkan dapat menjadi wadah mereka untuk memahami kesejarahan, nasionalisme, dan tentunya membentuk karakter kuat dan tangguh.
Apabila wacana ini berhasil dijalankan, diharapkan situasi dan kondisi di Jawa Barat dapat tetap kondusif, tenang, dan aman.***