

InNalar.com – Beberapa waktu yang lalu, tepatnya sekitar 18 tahun yang lalu Indonesia mengalami bencana yang jadi terbesar ke-2 di dunia.
Tragedi yang terjadi di Jawa Barat ini dapat dibilang cukup mengerikan, sekaligus memilukan bagi para masyarakat setempat.
Bagaimana tidak, pada kala itu terjadi ledakan di daerah Kota Cimahi yang bersumber dari tempat pembuangan akhir (TPA).
Baca Juga: 40 Km dari Kota Gresik, Lokasi Ini Jadi Tempat Semedi Sunan Kalijaga Selama 3 Tahun, Benarkah?
Tragedi memilukan ini tepatnya terjadi pada 21 Februari 2005 yang menewaskan hingga 157 jiwa.
Seperti yang diketahui, TPA merupakan tempat dimana sampah-sampah yang telah dikumpulkan akan dibuang di satu tempat.
Begitu pula yang terjadi pada tempat pembuangan akhir Cireundeu, Leuwigajah, yang berada di Kecamatan Cimahi Selatan.
Pada 18 tahun yang lalu, tumpukan sampah pada tempat itu sampai menggunung setinggi 60 meter hingga panjangnya mencapai 200 meter.
Perlu diketahui, tempat pembuangan akhir ini dulunya merupakan open dumping, dimana barang yang dibuang akan tercampur semua tanpa ada pemilahan terlebih dahulu.
Karena hal itulah membuat sampah makanan yang disertai sampah organik akan terkena udara bebas sehingga dapat menimbulkan gas metana.
Sedangkan saat tragedi ini terjadi, saat itu tengah hujan sehingga gas metana yang tercipta itu langsung mengamuk.
Sampah dengan tinggi 60 meter dengan panjang 200 meter ini pun runtuh, dan langsung meledak hingga suaranya mencapai jarak 10 Km di daerah Kota Cimahi.
Inilah yang membuat bencana terbesar ke-2 di dunia terjadi, karena ratusan nyawa melayang dari kejadian tersebut.
Bagaimana tidak, ribuan ton sampah kala itu meledak hingga menenggelamkan 2 desa yang ada disekitar Kota Cimahi.
Desa tersebut adalah kampung Cilimus dan kampung Pojok yang jadi ditenggelamkan oleh sampah.
Berdasarkan kejadian tersebut, terdapat 157 orang yang meninggal dan banyak ratusan orang yang luka-luka.
Dilansir InNalar.com dari perpustakaan.komnasham.go.id, inilah yang menyebabkan bencana ini jadi yang terbesar ke-2 di dunia.
Sebab sebelumnya pada tahun 2000 di Filipina, terjadi kejadian yang sama pada TPA di daerah tersebut.
Pada kejadian di Filipina itu, lebih dari 200 orang tewas, hingga ada ratusan orang yang menghilang.
Saat dilakukan evakuasi selama 15 hari di Kota Cimahi, terdapat pula beberapa keanhean sekaligus keajaiban yang terjadi.
Pasalnya, saat menemukan mayat orang yang tengah shalat selama evakuasi, sampah yang harusnya bau itu tiba-tiba menjadi harum dan hingga baunya tersebar.
Selanjutnya ada pula HP milik korban yang tiba-tiba berdering, walau barang tersebut sudah terendam air dan sampah selama 5 hari.
Berdasarkan kejadian memilukan sekaligus jadi bencana terbesar ke-2 di dunia inilah hingga pada tanggal 21 Februari, diadakan hari peduli sampah nasional (HPSN).***