

inNalar.com – Pemerintah provinsi Jawa Tengah telah menjalin kerja sama dengan pemerintah provinsi Chungcheongbuk-do, Korea Selatan, selama 19 tahun.
PJ Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana, telah membahas perihal ini pada rapat koordinasi dengan Kepala Biro Pemerintahan di hari Jumat, 3 November lalu.
PJ Gubernur Jawa Tengah menyampaikan, sistem kerjasama yang semakin dipererat antar provinsi lintas negara ini akan mendukung peningkatan berbagai bidang.
Dilansir inNalar.com dari salah satu video YouTube yang diunggah oleh akun Humas Jateng, pendidikan merupakan salah satu bidang yang diperbincangkan.
Peningkatan Sektor Pendidikan
Kerja sama ‘sister province’ ini telah terjalin sejak tahun 2004, dan genap 19 tahun pada tahun 2023.
Secara berkala, gubernur dari dua provinsi yang bersahabat ini akan mengevaluasi dan membahas beberapa program yang dibutuhkan untuk masa depan.
Baca Juga: Total Hunian 2.820 Unit, Proyek Rusun di IKN Miliki Konsep Khusus Millenial, Seperti Apa Ya?
Gubernur Chungcheongbuk-do, Kim Yong Hwan, telah mendatangi kantor gubernur Jawa Tengah pada awal Juli 2023 lalu.
Kim Yong Hwan menginginkan pertukaran pelajar dari Indonesia, khususnya Jawa Tengah, untuk menyelesaikan pendidikan sarjana di Korea Selatan.
Nana Sudjana selaku PJ Gubernur Jawa Tengah, dalam rapat koordinasi, membahas tindak lanjut dari wacana ini.
Ia mengatakan, pemerintah Chungcheongbuk-do, Korea Selatan, menyediakan ratusan beasiswa sarjana, bahkan lapangan kerja.
Nana Sudjana berharap, setelah rapat koordinasi selesai, pemerintah provinsi Jawa Tengah bergegas merealisasikan hal ini.
Peran Industri Batik Indonesia
Sebelumnya, kerjasama dalam bidang bisnis, yakni mengekspor produk unggulan khas Nusantara sudah terlebih dahulu sukses.
Atas penguatan hubungan ini, Indonesia, terutama Jawa Tengah, mampu mengekspor kain batik ke Korea Selatan dengan lebih mudah.
Selain menjadi kekayaan khas Nusantara, Industri batik memiliki peran yang sangat penting bagi perekonomian Indonesia.
Dilansir inNalar.com dari website kemenperin.go.id, sepanjang tahun 2022, nilai ekspor batik telah menembus angka USD64,56 juta, atau sekitar Rp1 triliun rupiah.
Pencapaian ini meningkat 30,1 persen dibanding penghasilan sebelumnya, yakni tahun 2021.
Bulan Januari hingga April 2023 saja, nilai ekspor kain batik telah menembus USD26,7 juta, atau sekitar Rp414,9 juta rupiah.
Hingga akhir Desember 2023 nanti, Kementerian Perindustrian Republik Indonesia menargetkan pencapaian sebesar USD100 juta, atau sekitar Rp1,5 triliun rupiah.
Saling Berinvestasi
Kerjasama ‘sister province’ tidak hanya menguntungkan Jawa Tengah, Indonesia, namun juga Chungcheongbuk-do, Korea Selatan.
Saat ini, PT LG yang merupakan perusahaan lokal Chungcheongbuk-do, berinvestasi di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang.
Ada juga produk investasi asal Chungcheongbuk-do di Jawa Tengah berupa tekstil, sepatu, dan handbag.
Pemerintah provinsi asal Korea Selatan ini berencana menambahkan produk investasi berupa baterai, mesin, dan motor di Jawa Tengah. ***