Majelis Umum PBB Serukan Gencatan Senjata Perang Israel-Palestina, Begini Respon Israel dan Amerika

inNalar.com – Kondisi yang terjadi di Daerah Gaza, Palestina semakin memburuk hingga menimbulkan banyak korban.

Jumlah yang terus meningkat hingga menimbulkan korban tewas 10.000 orang di Gaza.

Korban tersebut belum termasuk jumlah orang yang terluka akibat serangan dari Israel ke Gaza, Palestina.

Baca Juga: Selain Kehabisan Bahan Bakar, 16 dari 35 Rumah Sakit di Gaza Terpaksa Hentikan Operasinya karena…

Kondisi yang semakin memburuk tersebut menimbulkan seruan untuk mengakhiri pertempuran itu.

Hingga pada akhir Oktober yang lalu, Majelis Umum PBB memberikan suara terbanyak untuk menyerukan gencatan senjata.

Hal tersebut didasarkan kemanusiaan yang telah menimbulkan banyak kerugian bagi kedua negara.

Baca Juga: UPDATE! Korban Tewas dari Serangan Israel di Gaza Tembus 10.000 Orang! Sedangkan Korban Luka Berjumlah…

Namun, Israel maupun sekutu terkuatnya yaitu Amerika menolak gencatan senjata yang diusulkan PBB. 

Mereka memberikan waktu kepada Hamas untuk berkumpul kembali dan menolak gencatan senjata.

Tidak hanya itu, Amerika menyatakan bahwa telah mendukung penghentian sementara pertempuran.

Baca Juga: Dokter Palestina Kirim Pesan Terbuka untuk 100 Dokter Israel yang Meminta Pengeboman Rumah Sakit di Gaza

Hal itu dilakukan untuk memberikan kesempatan bantuan bisa lebih banyak masuk ke Gaza.

Akan tetapi Israel seperti kurang menunjukkan antusiasme terhadap gagasan tersebut.

Hal tersebut ditunjukkan Israel dengan tetap melakukan serangan-serangan ke daerah Gaza.

Israel terus meningkatkan operasi darat di daerah Gaza serta melanjutkan kampanye serangan udaranya.

Hal tersebut mengakibatkan warga Palestina khawatir bahwa konflik kedua negara tidak akan berakhir.

Bahkan seperti yang dilansir Al Jazeera, masyarakat Gaza mengatakan harus berapa banyak lagi orang yang perlu mati atau perlu dibunuh.

Masyarakat berharap segera dilakukan gencatan senjata agar perang Israel -Palestina segera berhenti.***

Rekomendasi