Bisa Dikelilingi dalam Dua Jam Saja, Pulau Bungin NTB Ini Punya Penduduk Terpadat di Dunia! Ada Banyak Sampah?

inNalar.com – Berkunjung ke Nusa Tenggara Barat (NTB), jangan lupa menyempatkan waktu untuk melihat-lihat Pulau Bungin.

Secara administratif, pulau unik ini terletak di kecamatan Alas, kabupaten Sumbawa, provinsi NTB.

Pulau Bungin bisa dijangkau tanpa menaiki perahu motor. Kita bisa mendatangi pulau ini dengan melintasi jalan buatan.

Baca Juga: Video Ribuan Warga Palestina Terusir dari Negeri Sendiri, Potret Eksodus 1948 Terulang Kembali?

Perjalanan bisa ditempuh dari titik awal di Pelabuhan Kayangan, Lombok Timur menuju Poto Tano, Sumbawa.

Sekitar enam hingga delapan jam kemudian, barulah kita bisa memasuki kawasan Pulau Bungin.

Dilansir inNalar.com dari salah satu video YouTube yang diunggah oleh akun Jelajah Indonesia, pulau ini bisa dikelilingi dalam waktu dua jam saja.

Baca Juga: Ribuan Warga Palestina Tinggalkan Gaza, Warganet Global Sebut Tragedi Nakba Telah Terjadi untuk Kedua Kalinya

Pulau Bungin Kecil dan Padat

Luasnya hanya 8,5 hektar, memungkinkan warganya berkeliling pulau hanya dalam dua jam, bahkan bisa kurang.

Penduduk Pulau Bungin kurang lebih ada 5000 jiwa. Tiap rumah, ada tiga hingga empat kepala keluarga (KK).

Terdiri dari orang dewasa dan anak-anak, tiap rumah di pulau NTB ini bisa dihuni hingga belasan bahkan dua puluhan orang.

Baca Juga: Sebulan Konflik di Gaza, Hamas Membunuh 1.400 Warga Israel Ternyata Hanya Hoax Belaka, Kenyataannya…

Jarak tiap rumah pun sangat sempit, hampir tidak ada lahan kosong selain lahan serbaguna di dekat masjid.

Keadaan inilah yang membuat Pulau Bungin sampai dinobatkan sebagai pulau terpadat di dunia.

Asal Mula Pulau Bungin

Dulu, pulau ini hanyalah gundukan pasir yang sering dijadikan tempat istirahat para nelayan yang sedang mencari ikan.

Para nelayan tersebut akhirnya memutuskan untuk membawa keluarganya dan menetap di gundukan pasir ini.

Jadilah seperti sekarang, semua penduduk di Pulau Bungin adalah generasi kelima suku Bajo dari Sulawesi Selatan.

Bukan Sumbawa, bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa asli suku mereka, bahasa Bajo.

Penduduk di pulau NTB ini sangat akrab dan hangat. Mereka enggan pindah ke pulau sebelah yang masih kosong.

Kondisi Lingkungan Pulau Bungin

Meski dikategorikan sebagai destinasi unik, pulau ini memiliki masalah kebersihan. Ada banyak sekali sampah berserakan.

Ditambah, rumah satu dengan yang lainnya berhimpitan. Namun, warga setempat mengaku nyaman dan betah tinggal disana.

Selain jumlah penduduk yang sangat padat, jumlah kambing di Pulau Bungin juga tak kalah banyak.

Hampir di setiap jalan, ada gerombolan kambing yang sedang makan, atau sekedar duduk-duduk dan rebahan.

Tak ada tanaman, sampah pun jadi. Ya, lingkungan yang sangat padat tidak menyisakan lahan untuk tumbuh tanaman.

Oleh karena itu, kambing di Pulau Bungin memakan sisa-sisa makanan, sampah plastik, kardus, dan bahkan uang kertas. ***

 

Rekomendasi