5 Gaya Bicara Kepsek yang Bikin Teamwork Guru Makin Solid di Sekolah, Anda Sering Dengar yang Mana?

 

inNalar.com – Tahukah Anda bahwa salah satu kunci kesuksesan dalam mewujudkan pendidikan sekolah bermula dari hal remeh seperti gaya bicara Kepala Sekolah (kepsek) terhadap para gurunya?

Pusaran peran pendidikan tidak hanya soal guru dan murid saja, tetapi bagaimana komunikasi pimpinan, dalam hal ini kepsek, dapat membangun vibes positif di sekolah.

Seorang Influencer yang berfokus pada masalah pendidikan, Ryan Oktapratama, dengan uniknya merangkum 5 gaya bicara yang dapat menjadi pertanda apakah sang Pemimpin sekolah mampu membangun atmosfer positif di sekolahnya?

Baca Juga: BMKG: Gempa Tektonik Guncang Lombok, Getaran 5,2 Magnitudo Terasa hingga Bali

Nah, bagi para pengajar sekolah apakah di antara 5 cara berkomunikasi kepala sekolah berikut ini ada dalam list? Mari kita ungkap!

Saat situasi rapat yang biasanya penuh dengan momen ketegangan, apakah Anda mendengar ungkapan ini dari sang pimpinan?

Apa pendapat Bapak/Ibu tentang ini?
Apabila Kepsek Anda sering bertanya demikian, maka selamat ya! Itu artinya sang Pimpinan sedang melibatkan para guru dalam melakukan desicion-making.

Baca Juga: Garuda Calling: Asnawi dan Lilipaly Comeback, Elkan Baggott Lagi-lagi Tak Dipanggil, Ada Apa?

Inilah alasan mengapa kebijakan dibuat
Para guru mungkin sering berdesas desus karena bertanya-tanya mengapa suatu hal dilarang atau bahkan dilakukan.

Jika sang Kepsek rajin menjelaskan alasan di balik penetapan kebijakan, itu tandanya beliau sedang berusaha memahamkan para guru supaya mereka memahami arah pendidikan yang sedang bersama-sama diupayakan.

Terimakasih atas masukannya 
Setelah Guru ditanya pendapatnya oleh Kepsek, kalimat sederhana ‘terimakasih’ ternyata dapat memberikan makna mendalam bagi yang mendengarnya.

Baca Juga: China Terapkan Kebijakan Tegas Usai Marak Siswa Gunakan AI saat Mengerjakan Tugas, Bagaimana dengan Indonesia?

Sudah seyogyanya kepala sekolah membiasakan diri untuk mendengar berbagai masukan dari tenaga pengajar agar evaluasi pendidikan terus berjalan.

Hari sudah sore, upayakan pulang tepat waktu, ya!
Work life balance tidak hanya berlaku bagi para penduduk korporat, kan? Begitu pula dengan para pengabdi di sekolah.

Perlu diingat bahwa terlalu sering lembur bukan satu hal yang membanggakan. Pasalnya, kita tidak dapat mengetahui kapan psikis mulai terasa burnout.

Jika sudah burnout, maka tentu kualitas kerja guru akan semakin menurun. Output murid pun akan jauh di bawah target.

Sudah makan, Pak/Bu? Jangan lupa rehat dulu, ya!
Hal sederhana yang cukup berarti bagi kualitas pengajaran setiap guru di sekolah.

Bagi guru, jika mendengar kalimat ini sebaiknya jangan baper tetapi juga jadikan ini pengingat bahwa Kepsek Anda sedang berupaya menjaga kualitas kerja para pegawainya.***