

inNalar.com – Realisasi pembangunan Jembatan Pandansimo di Yogyakarta tampaknya sudah mulai dikerjakan.
Jembatan yang digadang-gadang bakal menjadi landmark baru D.I.Y tersebut merupakan bagian dari proyek Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) Kabupaten Bantul dan Kulon Progo.
Membentang di muara Sungai Progo, jembatan ini akan jembatan ini akan memiliki panjang 1,9 km dan bakal menjadi yang terpanjang di D.I Yogyakarta serta ketiga di Jawa, sebagaimana dikutip dari PUPR.
Baca Juga: Peran Penting BRInita Ikut Jadikan Teh Herbal Sebagai Produk Unggulan Poktan Bensor Semarang
Letaknya yang sangat vital, membuat jembatan ini nantinya tidak hanya berfungsi sebagai penunjang aksesibilitas jalur pantai selatan atau Pansela.
Lebih dari itu, jembatan yang dicanangkan rampung sebelum tahun 2025 ini akan mendukung kemajuan pariwisata yang ada di sekitarnya.
Diketahui, Jembatan Pandansimo atau Jembatan Srandakan III itu berada di jalur strategis pariwisata di pantai selatan Jogja.
Terdapat banyak objek wisata yang akan semakin mudah diakses dan terhubung langsung melalui jembatan tersebut.
Jembatan tersebut akan menghubungkan objek-objek wisata di Kabupaten Bantul di sisi timur dan Kabupaten Kulon Progo di sebelah barat.
Ada objek wisata Pantai Pandansimo, Desa Wisata Babakan, Objek wisata Kincir Angin Pantai Kuwaru, Pantai Tanggul Tirto, hingga Pantai Cemara Udang dan masih banyak lagi di sebelas sisi timur jembatan (Bantul).
Sementara di sisi barat (Kulon Progo), ada objek wisata Pantai Taman Kere , pemancingan muara Trisik, Laguna Pantai Trisik, Konservasi Penyu Abadi, Pantai Imorenggo, Pantai Gumuk Waru, Pantai Bidara, hingga kawasan Desa Wisata Sawah Surjan.
Semua itu akan terhubung dalam satu jalur apabila Jembatan Pandansimo rampung dibangun.
Selain sebagai penghubung, jembatan yang dibangun dengan anggaran Rp864 miliar tersebut juga bakal menjadi objek wisata tersendiri.
Mengutip laman resmi Desa Wisata Babakan, kawasan bangun Jembatan Pandansimo rencananya akan ditanami sejumlah pohon, khususnya pohon Cemara Udang (Casuarina equisetifolia).
Sebab, muara Sungai Progo sebenarnya adalah kawasan konservasi beberapa jenis burung migran.
Letaknya yang berada muara sungai juga membuat jembatan megah ini dijuluki sebagai Gerbang Laut Selatan. ***