
inNalar.com – Daerah terpinggir di Jawa Timur ini rupanya mampu menunjukkan eksistensinya.
Mengapa demikian? meskipun menjadi daerah terpinggir di Jawa Timur, nyatanya berhasil mendapatkan penghargaan dunia.
Daerah terpinggir di Jawa Timur itu memiliki salah satu desa wisata yang berhasil meraih penghargaan sabagai desa wisata dengan homestay terbaik di dunia dan diakui negara-negara ASEAN.
Baca Juga: 7 Sekolah Termahal di Indonesia 2025, Biayanya Setara Satu Unit Mobil Pajero Sport
Tentunya, kabar ini menjadi suatu kebanggan yang belum tentu didapatkan oleh daerah lain di Jawa timur.
Meskipun menjadi daerah terpinggir bukan menjadi penghalang untuk bisa mendunia, daerah terpinggir di Jawa Timur itu adalah Kabupaten Banyuwangi.
Kabupaten Banyuwangi merupakan daerah paling terpinggir di ujung Provinsi Jawa Timur, dan kepadatan penduduknya relative rendah dibandingkan 3 daerah lainnya.
Mengingat jika Kabupaten Banyuwangi memiliki wilayah yang didominasi oleh pantai dan perbukitan, membuatnya jadi daerah lebih lengang.
Menurut data BPS, jumlah penduduk di Banyuwangi tercatat sekiat 1,769,234 jiwa pada tahun 2025.
Angka kepadatan penduduk di Kabupaten Banyuwangi hanya 297 jiwa per kilometer persegi.
Baca Juga: Ikut Geram Soal Eksploitasi Nikel di Raja Ampat, Denny Sumargo Minta Ini ke Pemerintah RI
Banyuwangi terkenal sebagai daerah yang kini telah mendunia berkat destinasi wisata dan budanyanya yang luar biasa.
Salah satunya yaitu Desa Kemiren yang berhasil meraih penghargaan ASEAN Homestay Award, yang diselenggarakan di Johor, Malaysia pada tanggal 15-20 Januari 2025.
Ajang tersebut merupakan bagian dari ASEAN Tourism Awards 2025.
Tak tanggung-tanggung, Desa Kemiren sebelumnya ternyata telah memborong banyak penghargaan.
Pada tahun 2024, Desa Wisata Kemiren juga mendapatkan Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) dari Kemenparekraf RI.
Berkat pencapaiannya yang luar biasa, Desa Wisata Kemiren saat ini menjadi salah satu destinasi wisata kebanggan warga Banyuwangi.
Lokasinya pun sangat startegis sekitar 15 kilometer dari pusat kota Banyuwangi, dan bisa ditempuh dalam kurun Waktu 1 jam saja jika perjalanan menggunakan mobil.
Salah satu daya tarik dari Desa Wisata Kemiren ini adalah deretan rumah tradisional Suku Osing yang masih lestari dan menjadi cagar budaya.
Para wisatawan juga bisa menyaksikan tradisi adat suku Osing, seperti Gedhogan, upacara adat saat menanam dan panen padi, serta tradisi Tumpeng Sewu.
Jika ke Banyuwangi tak lengkap rasanya jika tidak mengunjungi Desa Kemiren, pengunjung tak perlu khawatir untuk bermalam di desa ini.
Pasalnya, Desa Kemiren telah menyediakan sekitar 40 homestay untuk tempat menginap.
Dengan suasana asri yang begitu kental dengan adat Osing, membuat suasuan menginap di desa ini memberikan sensasi yang luar biasa.
Udara sejuk dan pemandangan yang ciamik membuat siapapun betah berlama-lama di Desa Kemiren.