

inNalar.com – Upaya mediasi Qatar dalam menangani konlik antara Hamas dan Israel Defence Forces (IDF) nampak membuahkan hasil ketika pihak zionis menyepakati adanya masa gencatan senjata.
Ditengahi oleh Qatar, akhirnya pihak Hamas dan Israel menyetujui adanya masa gencatan senjata selama empat hari dan kesepakatan pembebasan tahanan dari kedua belah pihak.
Meski begitu, belum ada keterangan lebih lanjut mengenai tanggal tepat diberlakukannya gencatan senjata kemanusiaan antara Hamas dan Israel.
Adapun jika nantinya masa hening empat hari ini mulai berlaku, disepakati bahwa lalu lintas udara akan sepenuhnya clear di atas langit Gaza Selatan.
Pihak Hamas mengungkap bahwa pada masa gencatan senjata 4 hari ini, langit Gaza Utara juga akan dipastikan bahwa lalu lintas udara di wilayah tersebut berhenti selama setidaknya enam jam dalam sehari.
Penghentian lalu lintas udara di Gaza Utara secara teknis, akan diberlakukan mulai dari pukul 10.00 – 16.00 waktu setempat.
Perihal gencatan senjata 4 hari ini, pihak Hamas menyambut dengan sangat baik bentuk upaya mediasi kemanusiaan ini.
Pembebasan tahanan di masa gencatan senjata antara Hamas dan Israel diketahui bakal mengutamakan sandera anak-anak dan wanita.
Sebagaimana pula masuk dalam agenda masa hening perang ini, pihaknya berkomitmen untuk membebaskan 50 tahanan dari 240 total sandera yang berada di pihak mereka.
Adapun PM Israel Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa meski gencatan senjata empat hari ini diberlakukan, bukan berarti perang akan berakhir.
Netanyahu mengungkap bahwa pihak mereka akan tetap melanjutkan operasi mereka hingga apa yang menjadi keinginan pihak zionis tercapai sebagaimana yang diinginkan mereka.
Meski begitu, adanya kemungkinan masa gencatan senjata akan tetap berlanjut apabila pihak Hamas melepaskan 10 tahanan sandera Israel kembali.
Jadi, setiap pelepasan 10 sandera dari pihak militan Islam ini, dimungkinkan adanya penambahan sehari masa steril dari adanya peperangan dari kedua belah pihak.
Hingga kini masih belum ada kemungkinan bahwa tindakan kejam genosida berakhir di Palestina, tetapi adanya jeda hening ini dapat membuka keran bantuan kemanusiaan di wilayah Gaza dan sekitarnya.
Mengingat pernyataan PM Israel Benjamin Netanyahu yang nampak masih begitu alot terkait penghentian penyerangan pihak mereka ke Gaza, Palestina.
Pada masa hening tersebut, diharapkan bantuan kemanusiaan medis dan kebutuhan gaza lainnya terbuka lebar pada masa itu dan menjadi kesempatan bagi wilayah Palestina untuk memulihkan wilayahnya.
Melansir dari akun Twitter (X) APA Media, diinformasikan bahwa korban Gaza yang terhitung sejak 7 Oktober 2023 totalnya mencapai 14.100 jiwa, sedangkan untuk penghitungan korban dari pihak Israel sebanyak 1.200 orang.***