
inNalar.com – Berbicara mengenai proyek termahal di Indonesia, bisa jadi Anda akan terpikir dengan rencana pembangunan Jembatan Selat Sunda.
Ada benarnya mengingat wacana infrastruktur tersebut bakal menelan biaya investasi sebesar Rp200 triliun, merujuk pada data resmi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI.
Namun tahukah bahwa ternyata negara kita juga memiliki sebuah proyek gedung pencakar langit paling ramah lingkungan di Jakarta Selatan, digadang bakal menjadi yang tertinggi di Indonesia.
Proposal tersebut diungkap secara rinci oleh Skidmore, Owings, dan Merrill (SOM) melalui laman resminya, yang dalam hal ini firma tersebut merupakan perancang dari gedung ini.
Inilah proyek termahal di Indonesia yang digadang bakal menelan dana investasi sebesar 1,7 miliar USD (kurs 16.000) atau jika dirupiahkan nilainya bisa mencapai Rp27,2 triliun.
Pada tahun 2013 silam, tepatnya 12 tahun lalu, Pemerintah RI diketahui mewacanakan adanya ikon baru di Jakarta Selatan berupa menara tinggi menjulang.
Inilah Menara Pertamina Energy Tower, dalam rancangan blueprint, menara ini akan dibangun hingga ketinggian 523 meter dengan badan lapisan mencapai 99 lantai.
Desain tersebut bisa dibilang diambisikan dapat melewati ketinggian Autograph Tower yang kini menjadi gedung pencakar langit tertinggi di Indonesia.
Bahkan digadang dapat melewati ketinggian Menara Kembar Petronas Malaysia yang tingginya 451,9 meter.
Tidak sekadar menjadi proyek termahal sekaligus proyek gedung tertinggi di Indonesia, gedung ini punya pembeda dari kebanyakan tower di Jakarta Selatan dan sekitarnya.
Menurut rancangannya, Pertamina Energy Tower ini bakal menjadi gedung super tall yang berfokus pada konsep net-zero energy, artinya desainnya ramah lingkungan dan hemat energi.
Namun bagaimana dengan nasib proyek yang sudah 12 tahun mewacana di muka publik? Mari kita ungkap di halaman selanjutnya.
Mulanya proyek ini dipublikasikan pada tahun 2013 silam dengan perencanaan mulai dibangun pada tahun 2020.
Menghimpun informasi dari akun Instagram Rendering Indonesia, status proposal pembangunan proyek termahal di Jakarta Selatan ini berakhir di-cancel alias gagal.
Lantas, apa penyebab proyek termahal ini tersendat dan mengundang pesimisme publik? Ada kekhawatiran dari tenant bahwa biaya sewa fasilitas gedung ini nantinya akan mahal.
Dengan perencanaan biaya sewa 70 dollar USD per meternya, melansir dari Eticon, harga tersebut dinilai terlalu mahal.
Kemudian apakah masih ada harapan bagi Pemerintah RI untuk membangunnya? Pada dasarnya, sejauh ini belum ada kepastian lebih lanjut terkait progres proyeknya.
Diketahui status pembangunannya cancelled. Namun apabila harga minyak mentah dunia turun maka ada potensi proyek ini dilanjutkan.***