

inNalar.com – Korban meninggal dunia akibat erupsi Gunung Marapi Sumatera Barat bertambah.
Irjen Suharyono selaku Kapolda Sumatera Barat menuturkan bahwa korban meninggal saat ini telah tercatat sebanyak 23 orang.
Tentu saja hal ini menambah jumlah korban meninggal akibat erupsi Gunung Marapi yang mana mereka telah melakukan pendakian.
Kapolda mengatakan bahwa terdapat 75 pendaki yang tercatat.
Baca Juga: Penuh Keseruan! Si Cantik Marsha dan Muthe JKT48 Bikin Heboh Sesi Shopee Live Streaming!
Kemudian sebanyak 52 orang telah berhasil diselamatkan.
Beberapa diantaranya mengalami luka berat hingga luka ringan.
Sementara itu, sebanyak 23 orang dinyatakan telah meninggal dunia.
Adapun rincian dari pendaki yang telah tewas tersebut seperti yang dilansir inNalar.com dari BPBD Kota Bukittinggi adalah sebagai berikut:
Baca Juga: UPDATE! Israel Makin Intens Serang Gaza Selatan Usai Serukan Evakuasi
Meski begitu, saat ini tim gabungan masih terus melakukan pencarian mengenai sejumlah korban yang masih terjebak di Gunung Marapi.
Baca Juga: Reaksi Sultan Hamengku Buwono X Usai Ade Armando Sebut Yogyakarta Manifestasi Dinasti Politik
Menurut Kapolda Sumatera Barat, terdapat 32 tim yang terdiri dari 300 personel telah diterjunkan untuk melakukan evakuasi.
Mereka bahu-membahu melakukan evakuasi dari sisa-sisa korban erupsi Gunung Marapi.
Melansir dari Antara, Tim Korban Bencana Kepolisian Daerah Sumatera Barat hingga Selasa, 5 Desember 2023 pukul 20.22 WIB telah mengidentifikasi 11 dari 23 orang yang diperkirakan tewas.
drg. Lisda Cancer, Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda Sumbar Komisaris Besar Polisi mengungkapkan bahwa hampir seluruh korban meninggal tersebut mengalami luka bakar.
Baca Juga: Capai Rp30 Juta Per Bulan, Segini Tukin ASN di Lingkungan Kementerian Perhubungan
Begitu pula mereka yang telah selamat juga memiliki luka bakar di bagian tubuhnya.
Untuk korban erupsi yang meninggal sendiri telah dibawa ke RSUD Achmad Mochtar Bukittinggi untuk melakukan proses identifikasi lebih lanjut.
Lisda mengatakan bahwa Tim Polda Sumbar melakukan identifikasi sesuai hasil pemeriksaan sidik jari.
Serta beberapa tanda pada bagian tubuh dan barang milik mereka.
Apabila sidik jari korban sudah tidak dapat dipakai, maka terdapat metode lain yang digunakan.
Seperti dengan memeriksa bagian gigi, luka, tato, tahi lalat, tanda lahir, bekas operasi, dan lainnya.
Jika upaya ini masih belum juga berhasil, maka tim dokter akan menerapkan pemeriksaan DNA.
Pihak kepolisian sendiri telah menurunkan sekitar menerjunkan sekitar 50 dokter dari berbagai Polres dan Rumah Sakit untuk mengidentifikasi korban erupsi Gunung Marapi ini.***