Indonesia Berpotensi Jadi Pemain Gas Kelas Dunia, Proyek Blok Masela di Maluku Tenggara Bakal Gunakan Sistem Canggih CCS, Apa Itu?

inNalar.com – Proyek pengembangan Blok Masela di Maluku Tenggara bakal direvisi pemerintah guna pacu ketercapaian standar Net Zero Emission (NZE) 2060.

Meski proyek pengembangan gas alam dari Lapangan Abadi, tepatnya di kawasan Blok Masela ini sempat menggantung nasibnya sejak tahun 2020.

Namun potensi Indonesia untuk menjadi pemain gas alam kelas dunia masih ada harapan berkat temuan cadangan gas yang salah satunya ada di Maluku Tenggara ini.

Perlu diketahui bahwa Indonesia menyimpan cadangan gas sebesar 54,83 Triliun Standard Cubic Feet (TSCF) di seantero nusantara.

Baca Juga: Tak Hanya Dapat Gaji, Pensiunan PNS Juga Akan Makmur dengan Adanya 2 Tunjangan Ini, Segini Nominalnya per Golongan

Potensi besar tersebut bisa menjadi harapan baru ketahanan energi nasional dan menggapai target Net Zero Emission 2060.

Sebelumnya, Perusahaan Shell diketahui sempat pilih hengkang dari pengembangan proyek migas strategis satu ini.

Namun menurut keterangan pers yang diberitakan melalui situs Kementerian ESDM pada Senin, 4 Desember 2023 akan ada perkembangan lebih lanjut mengenai proyek strategis yang satu ini.

Melansir dari laman ESDM, pemerintah akhirnya mengambil langkah khusus untuk membangkitkan kembali lapangan abadi di wilayah kerja Masela, Maluku Tenggara.

Baca Juga: Kantong Auto Sesak! Lembaga BPK Siap Berikan Gaji Segini Buat PNS Lulusan S1, Cuma Rp2,5 Juta?

Pemerintah diketahui telah menyetujui adanya revisi pengembangan Blok Masela, khusunya Lapangan Abadi yang diketahui menyimpan cadangan gas hingga 2,3 triliun TSCF (Triliun Standard Cubic Feet).

Potensi besar gas alam di wilayah tersebut harapannya dapat mendukung energi nasional dalam bentuk pembangkit listrik, industri, dan transportasi.

Revisi pengembangan lapangan migas strategis ini akan mencakup adanya skema kegiatan Carbon Capture Storage (CCS).

Baca Juga: Tunjangan PNS Dipotong! Telat 1 Menit, Sri Mulyani Akan Pangkas Tukin Pegawai Kemenkeu, Berapa Banyak?

Sebagai informasi, kegiatan penangkapan dan penyimpanan kembali karbon dioksida CO2 dalam skema CCS ini bertujuan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.

Melansir dari laman Kementerian ESDM, rangkaian prosesnya meliputi penangkapan CO2 menggunakan teknologi khusus.

Kemudian karbon dioksida yang telah ditangkap, berlanjut dipindahkan ke lokasi penyimpanan melalui pipa atau kapal tanker.

Setelah itu, barulah CO2 akan disimpan di area bawah tanah yang memiliki formasi batuan yang aman.

Baca Juga: Akhir Pemerintahan, Jokowi Berikan Kenaikan Gaji Pensiunan PNS 12 Persen, Naik Mencapai Rp531 Ribu?

Selain itu, penyimpanan di bawah laut pun bisa menjadi tempat penyimpanan karbon dioksida.

Dengan adanya kepemilikan hak partisipatif dari Inpex Masela Ltd, PT Pertamina Hulu Energi Masela dan Petronas Masela Sdn. Bhd (15%) diharap proyek pengembangan Blok Migas ini bisa direalisasikan pada 2030.

Sebagaimana diketahui bahwa Kontrak Kerja Sama eksplorasi migas di Blok Masela telah ditanda tangani sejak 16 November 1998.

Adapun kontrak eksplorasi tersebut diketahui pula akan berakhir pada 15 November 2055.***

Rekomendasi