

inNalar.com – Keberhasilan Presiden Jokowi dalam membangun infrastruktur jalan tol di Indonesia patut untuk diapresiasi.
Sebab, dengan adanya jalan tol, efektivitas transportasi dan pembangunan ekonomi antar daerah dapat teratasi.
Sebenarnya, pembangunan infrastruktur yang satu ini telah dipelopori oleh Presiden Kedua RI, yakni Presiden Soeharto.
Baca Juga: Makin Ambruk! Saham GOTO Hari Ini Perlahan Terjun Bebas setelah Dicaplok TikTok
Presiden Soeharto pertama kali membangun jenis infrastruktur ini pada tahun 1978, atau tepatnya yakni setelah 33 tahun Indonesia merdeka.
Tol pertama yang dibangun pada saat itu adalah Tol Jagorawi (Jakarta-Bogor-Ciawai) yang memiliki panjang sekitar 59 Kilometer.
Setelah pembangunan pertama dilakukan dan selesai dengan baik, beberapa ruas di berbagai daerah akhirnya juga dibangun.
Baca Juga: ALERT! Semua Motor Honda Kini Dapat Garansi 5 Tahun Tanpa Batas Jarak Tempuh, Ini Kata AHM
Diantaranya yakni, Tol Semarang, Tol Surabaya-Gempol, Tol Belawan-Medan-Tanjung Morawa, dan Tol Palikanci di Cirebon.
Setelah kepemimpinan Presiden Soekarno selesai, sebanyak tiga pemimpin negeri setelahnya ternyata belum bisa mengikuti jejak pembangunannya.
Namun, setelah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berkuasa,pembangunan infrastruktur jalan tol kembali digencarakan.
Tercatat, pada masa kepemimpinannya, terdapat sebanyak 355,72 kilometer ruas tol yang beroperasi di Indonesia.
Setelah sepuluh tahun berkuasa, kepemimpinan akhirnya beralih ke Presiden Indonesia saat ini, yakni Presiden Joko Widodo.
Pada pemerintahannya, pembangunan infrastruktur jalan tol benar-benar menjadi salah satu proyek startegis nasional yang digencar-gencarkan.
Bagaimana tidak, sampai menjelang akhir periode kepemimpinannya, mantan Walikota Solo tersebut masih terus menargetkan rampungnya beberapa ruas tol di beberapa daerah.
Tercatat, ada sekitar 1.713,83 kilometer ruas jalan tol yang telah beroperasi di berbagai wilayah Indonesia termasuk luar Jawa hingga akhir kepemimpinannya ini.
Jika diakumulasikan, jumlah ruas tol yang dibangun di masa kepemimpinan Presiden ketujuh Indonesia ini mencapai 70% dari seluruh tol yang beroperasi saat ini.
Meski dianggap masa Pemerintahan Jokowi ini membanggakan, namun ternyata tetap masih ada juga pengamat yang menyebut bahwa keberhasilan beliau tersebut bukanlah suatu hal yang istimewa.
Lantas, kira-kira karena apa ya?
Menurut pengamat ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Ariyo Irhamma, keberhasilan pembangunan infrastruktur di era Jokowi ini bukanlah suatu hal yang patut dibanggakan.
Dirinya menyebut pembangunan infrastruktur di Indonesia malah menyebabkan banyak masalah.
Diketahui, pembiayaan pembangunan infrastruktur di Indonesia memang memakan anggaran yang cukup besar.
Pendanaan penyelenggaraan jalan di masa Jokowi selama menjabat sepuluh tahun ini mencapai Rp489,31 triliun.
Baca Juga: Kekayaannya Capai Rp124,9 Triliun, Cita-Cita Kolongmerat Idaman Bill Gates Ini Malah Pengin Miskin
Alih-alih uang kas negara sendiri yang dipakai, namun anggaran sebesar itu ternyata kebanyakan dibiayai oleh utang.
Namun bukan berati keseluruhannya dibiayai utang, kas negara yang berasal dari APBN juga sedikit turut ikut serta untuk pembangunan infrastruktur tersebut.
Pengamat Nasional Ariyo Irhamma tersebut mengaku merasa khawatir terkait besarnya utang untuk pembangunan infrastruktur malah akan berdampak buruk bagi keuangan BUMN.
Sehingga, keuangan negara menjadi tidak stabil dan terus mengalami penurunan.
Sebenarnya, yang menjadi perhatian khusus terkait proyek tol di berbagai daerah Indonesia adalah terkait kebijakan dan pengkajiannya yang belum dimatangkan.
Sehingga, beberapa ruas tol di daerah-daerah tertentu malah berujung sepi peminat, dan berakhir tidak dapat membalikkan modal.
Namun terkait semua ini, pemerintah pasti akan tetap mencari cara atau jalan keluar agar infrastruktur yang dibangun tidak sia-sia.
Demikianlah informasi terkait jalan tol yang dibangun di masa pemerintahan Presiden Jokowi selama sepuluh tahun ini.***