48.000 ASN Baru Kemenag Siap Dilatih, Ini Syarat Wajib CPNS 2025 Sebelum Diangkat


inNalar.com
– Kesempatan mengikuti seleksi CPNS 2025 menjadi momen yang sangat dinantikan oleh jutaan pencari kerja di seluruh Indonesia.

Program ini tidak hanya menawarkan peluang menjadi Aparatur Negeri Sipil (ASN), tetapi juga membuka jalan bagi generasi baru untuk berkontribusi dalam pelayanan publik yang profesional.

Dalam konteks ini, Kementrian Agama (Kemenag) telah menegaskan komitmennya untuk meningkatkan kompetensi Aparatur Sipil Negara (ASN) baru, termasuk Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

Baca Juga: MOHON MAAF! 3 Golongan Ini Dipastikan Tidak Lolos Seleksi CPNS 2025, Apakah Kamu Termasuk?

Kementrian Agama melalui Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BMBPSDM) resmi membuka rangkaian Pelatihan Dasar CPNS dan Orientasi PPPK tahun 2025, Senin, 14 Juli 2025.

Acara peluncuran pelatihan dasar ASN Kementrian Agama diselenggarakan di Auditorium H.M. Rasjidi, Gedung Kemenag M.H. Thamrin, Jakarta.

Kegiatan ini mengusung tema “Membangun SMaRT (Semangat Melayani, Responsif, dan Terpercaya) ASN dalam Mewujudkan Kementrian Agama yang Berdampak”, sebagai bentuk komitmen dalam mencetak ASN yang adaptif dan berdedikasi tinggi.

Baca Juga: Cek Fakta: Prabowo Siapkan Rp 120 Triliun untuk Kenaikan Gaji Pensiunan Cair Agustus Ini

Pelatihan dasar atau Latsar CPNS tahun 2025 ini merupakan tahapan wajib yang harus diikuti oleh seluruh peserta yang telah lulus seleksi CPNS maupun PPPK.

Kegiatan ini menjadi bentuk pembekalan awal sebelum mereka menjalankan tugas sebagai aparatur negara di lingkungan Kemenag.

Melalui pelatihan ini, Kementrian Agama menargetkan terbentuknya ASN yang memiliki integritas tinggi, profesional, serta mampu memberikan pelayanan publik yang responsif dan dapat dipercaya.

Baca Juga: Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 2 SD Halaman 4, 5 dan 6 Kurikulum Merdeka

Seluruh peserta akan mengikuti kurikulum berbasis nilai-nilai dasar ASN, termasuk aktualisasi kerja dan pembentukan karakter BerAKHLAK sesuai dengan kebijakan yang diatur Lembaga Administrasi Negara (LAN).

“Menjadi ASN bukan hanya tentang status atau profesi, melainkan sebuah amanah mulia untuk mengabdi kepada masyarakat. ASN dituntut memberikan pelayanan sepenuh hati, dengan ketulusan, cinta, serta kepekaan terhadap dinamika kebutuhan umat dan perkembangan zaman. Semua itu harus dijalankan dengan integritas yang tak tergoyahkan,” tegas Muhammad Ali Ramdani, Kepala BMBPSDM Kementrian Agama, seperti yang dikutip dari laman resmi Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama RI.

Sementara itu, sebanyak 48.676 ASN baru dari formasi CPNS dan PPPK tercatat mengikuti pelatihan dasar yang diselenggarakan oleh Kemenag.

Rinciannya, 17.221 orang merupakan peserta CPNS 2025, di mana 260 orang mengikuti pelatihan secara klasikal (tatap muka) dan 19.961 lainnya mengikuti secara daring.

Di sisi lain, seluruh 31.455 peserta PPPK menjalani pelatihan sepenuhnya melalui metode pembelajaran daring berbasis Learning Management System (LMS).

Pelatihan dasar bagi CPNS dan PPPK di lingkungan Kementrian Agama diselenggarakan secara terstruktur di berbagai titik strategis.

Lokasi pelaksanaan meliputi kantor pusat Kemenag, kantor wilayah provinsi maupun kabupaten/kota, serta sejumlah Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri (PTKN) yang ditunjuk sebagai mitra pelatihan.

Selain itu, sejumlah Balai dan Loka Diklat Keagamaan, serta Asrama Haji, juga turut difungsikan sebagai titik pelatihan untuk mendukung kelancaran proses pembelajaran bagi para peserta.

Pelaksanaan Pelatihan Dasar (Latsar) CPNS di lingkungan Kemenag secara resmi dimulai pada 16 Juni 2025, sebagai bagian dari tahapan pembinaan bagi ASN baru yang lulus seleksi CPNS dan PPPK.

Kegiatan ini menggunakan metode Blended Learning, yang menggabungkan pembelajaran sinkronus dan asinkronus melalui platform Massive Open Online Course (MOOC) milik Kemenag.

Setelah menyelesaikan fase daring, peserta akan mengikuti pembelajaran klasikal selama tiga hari di Balai atau Loka Diklat Keagamaan terdekat sebagai bagian dari penguatan kompetensi dan aktualisasi nilai dasar ASN.

Sementara itu, program Orientasi bagi PPPK Kemenag dijadwalkan berlangsung mulai 18 Agustus hingga 10 Oktober 2025 mendatang.

Berbeda dengan Latsar CPNS, seluruh rangkaian orientasi PPPK akan dilaksanakan sepenuhnya secara daring melalui platform MOOC yang dapat diakses di laman resmi pjj.kemenag.go.id.

Kegiatan ini mencakup total 20 jam pelajaran, yang disusun dalam delapan sesi pembelajaran tematik untuk membekali peserta dengan wawasan kelembagaan, etika profesi, serta orientasi pelayanan publik.

Tak hanya itu, Kepala BMBPSDM Kemenag juga turut menjelaskan bahwa pelatihan ASN baru ini difokuskan pada tiga agenda utama, di antaranya:

Pertama, pembentukan sikap dan perilaku yang mencerminkan semangat bela negara.
Kedua, penguatan nilai-nilai dasar ASN yang mencakup integritas, etika pelayanan, dan profesionalisme.
Ketiga, peningkatan pemahaman peran strategis ASN dalam mewujudkan SMART Government sebagai bagian dari transformasi birokrasi digital yang adaptif dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat.

Untuk memastikan kualitas pembelajaran, pelatihan ini menghadirkan narasumber dan fasilitator dari berbagai latar belakang, mulai dari Widyaiswara internal Kemenag, pejabat dari kementrian/lembaga lain seperti BKN dan LAN, hingga para praktisi, akademisi, dan panitia penyelenggara profesional.

Menutup sambutannya, kepala BMBPSDM menyampaikan bahwa penghargaan tertinggi bagi seorang abdi negara tidak diukur dari apa yang diperoleh, melainkan dari sejauh mana ia mampu berkembang dan memberi dampak positif bagi agama, bangsa, dan negara.

“Kerja Cerdas, Kerja Keras, Kerja Tuntas merupakan nilai utama yang harus dimiliki setiap ASN di Kementrian Agama,” Ujar salah satu pejabat Kemenag dalam sambutannya..

Terakhir, kepala BMBPSDM juga berharap jika pelatihan CPNS 2025 ini mampu melahirkan ASN kompeten, berwawasan luas mengenai kebangsaan, serta berakhlak dan mampu bertanggung jawab untuk menangani tantangan zaman secara adaptif.***(Farida Fakhira)