

inNalar.com – Kabar terbaru megaproyek pabrik baterai Electric Vehicle (EV) yang berencana dibangun di Halmahera Timur, Maluku mulai mendapatkan titik cerah mengenai realisasinya.
Seusai kunjungan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia ke Shanghai, dirinya mengonfirmasi kembali terkait kepastian calon investor asal China yang diproyeksikan bakal bergabung dengan para pemain konsorsium BUMN dalam megaproyek ini.
Bahlil mengungkap bahwa produsen baterai asal China bernama Contemporary Amperex Technology Co. atau CATL akan menanamkan investasi sebesar USD 5,8 miliar atau Rp90,5 triliun dalam proyek raksasa ini.
Megaproyek ini diketahui namanya adalah Proyek Dragon. Ke depannya, Indonesia Battery Corporation atau IBC ini menjadi pemain utama dalam mewujudkan pabrik baterai untuk kendaraan listrik ini.
Melansir dari situs resmi, Indonesia Battery Corp. bahwa lembaga IBC adalah konsorsium BUMN yang diinisiasi pemerintah dengan cita-cita wujudkan Indonesia sebagai pemain besar dalam industri kendaraan listrik setaraf global.
Adapun PT Aneka Tambang Tbk atau Antam diketahui bergabung dalam Indonesia Baterry Corporation atau IBC dalam rangka mewujudkan ekosistem industri nikel yang terintegrasi.
Proyek Dragon sangat diperjuangkan pemerintah, karena ambisinya untuk membangun industri produk baterai electric vehicle mulai dari hulu hingga hilirnya.
Ambisi ini sejalan dengan keinginan pemerintah dalam membangun ekosistem industri peningkatan nilai bahan baku nikel untuk siap dipakai sebagai baterai kendaraan listrik.
Uniknya dalam proses pembangunan pabrik baterai ini, terdapat skema khusus untuk mensukseskan proyek patungan ini.
Baca Juga: Rahasia BRI Makin Digandrungi Kalangan Gen Z dan Milenial
Dalam proses kerja samanya, PT Aneka Tambang Tbk harus melepaskan 49 persen sahamnya untuk mewujudkan megaproyek baterai EV di Halmahera Timur, Maluku.
Pasalnya, pada sisi hulu proyek ini, anak usaha dari CATL bernama PT Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co, Ltd. atau CBL akan melakukan join venture dengan anak usaha Antam.
Dalam hal ini, anak usaha Antam yang dimaksud ialah PT Sumberdaya Arindo. Jadi saham konsesi tambang nikelnya bakal dilepas dan dialihkan ke CBL.
Baca Juga: Jadwal BWF World Tour Finals 2023: Indonesia Perang Saudara, Anthony Ginting vs Bocil Kematian
Lebih lanjut, justru divestasi saham yang diambil Antam dilakukan demi kerja sama join venture di sektor hulunya agar bisa mengembangkan konsesi tambang nikel secara lebih meluas.
Adapun diketahui perkembangan terakhir terkait skema joint venture ini sudah memasuki tahap akhir.
Dengan kabar progres yang sudah memasuki tahap akhir pada 10 Desember 2023, kelanjutannya megaproyek pabrik baterai EV di Maluku ini berarti bisa dimulai pengerjaannya dari mulai hulu hingga hilirnya.
Baca Juga: Update Ranking BWF: Anthony Ginting Melorot, Dejan-Gloria Kuasai Tahta Nomor 1
Sebagai informasi, investor China CATL diketahui telah menanamkan Rp90,5 triliun investasinya dalam Proyek Dragon yang bakal digarap bareng bersama konsorsium BUMN IBC.
Dengan demikian, langkah pelepasan saham yang dilakukan Antam di sini merupakan bentuk strategi khusus dalam memperluas kemitraan dalam membangun ekosistem pabrik baterai mobil listrik di Halmahera Timur, Maluku.***