Habiskan Rp2,7 Triliun, Bendungan di Timor Tengah Selatan NTT Ini Diramalkan Selesai Akhir Tahun, Kapasitasnya…

inNalar.com – Selama era kepemimpinan Presiden Jokowi, pembangunan infrastruktur, contohnya bendungan, dilakukan secara merata di hampir seluruh wilayah Indonesia.

Salah satu daerah yang menerima pembangunan bendungan ini adalah Kabupaten Timor Tengah Selatan di Nusa Tenggara Timur (NTT).

Pembangunan infrastruktur penampung air ini sudah dilakukan sejak tahun 2018 silam dan masih berjalan hingga saat ini.

Baca Juga: Peras Anggaran hingga Rp36 Miliar, Proyek Jembatan di Lombok Utara Ini Mangkrak, Kok Bisa?

Adapun tujuan dari pembangunan infrastruktur ini adalah untuk mencukupi kebutuhan air baku masyarakat yang tinggal di kabupaten tersebut.

Bendungan yang sedang dalam proses pembangunan tersebut adalah Bendungan Temef.

Seperti yang diketahui, Nusa Tenggara Timur merupakan daerah dengan curah hujan yang rendah dengan rata-rata 1.200 mm/tahun dan memiliki kondisi wilayah yang cenderung kering.

Karena memiliki curah yang rendah, tentunya keberadaan dari penampung air ini akan memiliki dampak yang signifikan dalam kehidupan masyarakat di sekitar infrastruktur tersebut.

Baca Juga: Curhatan Pilu Anthony Ginting seusai Gagal Lolos ke Semifinal BWF World Tour Finals 2023, Tumbang dari Viktor Axelsen

Dilansir dari ANTARA, Bendungan Temef sudah dibangun sejak tahun 2018 ini berdiri di atas lahan seluas 489 hektare.

Penampung air ini memiliki tinggi 54 meter dan panjang puncaknya 535 meter. Sedangkan, luas tapak dari infrastruktur ini adalah 10,90 hektare.

Setelah pembangunannya selesai, infrastruktur ini nantinya akan mampu menampung air sekitar 45,785 juta meter kubik.

Baca Juga: Wow! Raksasa Emas Indonesia Ini Sumbang Rp2,82 Triliun ke Negara, Laba Tahunannya Tercatat Naik 105 Persen?

45 juta air tersebut nantinya akan dialirkan ke lahan-lahan pertanian dengan luas mencapai 4.500 hektare.

Selain itu, bendungan di NTT ini juga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan air baku sebesar 131 liter per detik serta memiliki potensi sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTM) 2×1 megawatt (MW).

Tidak hanya itu, bendungan di Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur (NTT) ini juga dapat berfungsi sebagai pereduksi banjir sebesar 230 meter kubik per detik.

Baca Juga: Kuras Investasi Rp3,4 Triliun, Smelter Feronikel di Haltim Maluku Utara Ini Punya Kapasitas Produksi 13.500 TNi, Sekarang Ada di Tahap…

Pembangunan dari proyek bendungan di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur (NTT) hingga saat ini sudah dilakukan dalam empat paket.

Paket I dari infrastruktur ini dikerjakan oleh PT Waskita Karya – PT Bahagia Bangun Nusa (KSO) dan paket II dikerjakan oleh PT Nindya Karya – PT Bina Nusa Lestari (KSO).

Pada Mei 2023 lalu, pembangunan paket IV yang sudah dilaksanakan sejak Agustus 2022 ini kembali dilanjutkan.

Baca Juga: Temukan ‘Harta Karun’ Potensi Emas hingga 2 Miliar Ton, Saham Kepemilikan Perusahaan Tambang di NTB Ini Dikuasai Asing?

Adapun anggaran dari pengerjaan paket IV ini adalah sebear Rp468 miliar. Sedangkan secara keseluruhan, proyek ini menghabiskan biaya sekitar Rp2,7 triliun.

Per akhir November 2023, progres dari bendungan yang berada di Kabupaten Timor Tengah Selatan ini sudah mencapai 96,16%.

Oleh karena itu, infrastruktur pembendung air ini secara teknis diperkirakan selesai akhir tahun 2023.

Baca Juga: Guyurkan Anggaran Rp824 Miliar, Presiden Jokowi Resmikan 3 TPA di Jawa Timur, Dapat Tampung 1.050 Ton Sampah per Hari

Adapun nama dari bendungan di Kabupaten Timor Tengah Selatan ini adalah Bendungan Temef yang masuk ke wilayah tiga desa sekaligus.

Tiga desa tersebut adalah Desa Oenino dan Desa Pane Utara yang ada di Kecamatan Oenino serta Desa Konbaki, Kecamatan Polen.***

Rekomendasi