

inNalar.com – PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi minyak di Provinsi Riau.
PT Pertamina Hulu Rokan berdiri pada 20 Desember 2018 sebagai operator pengelolaan Wilayah Kerja Rokan.
Proses pengelolaan ini sendiri ditargetkan akan berjalan terus-menerus sampai dengan 20 tahun.
Pengelolaan tersebut dilakukan mulai tanggal 9 Agustus 2021 sampai dengan 8 Agustus 2041 mendatang.
Melansir dari laman Universitas Pertamina, Blok Rokan terletak di Provinsi Riau dengan wilayah kerja terdiri dari 5 kabupaten.
Mulai dari Rokan Hilir, Rokan Hlu, Kampar, Bengkalis, dan Siak. Kemudian terdapat pula dua kota lainnya yakni Dumai dan Pekanbaru.
Dengan begitu, luas wilayah kerja ini mencapai 6.264 km2. Blok Rokan sendiri mempunyai sekitar 80 lapangan produksi dengan sumur yang tersedia lebih dari 12.000.
Perusahaan ini juga memliki 2.687 pekerja dengan 12 juta jam kerja selamat.
PT Pertamina Hulu Rokan sendiri menargetkan produksi minyak sampai 167 ribu barel per harinya pada tahun 2024 nanti.
Baca Juga: Bisa Jual 2,01 Juta Metrik Ton Batu Bara, Ternyata Utang RMKE Semakin Membengkak, Totalnya…
Target ini termasuk telah mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun 2023 yang hanya sekitar 162 ribu barel per hari.
Akan tetapi, untuk memenuhi target tersebut PHR mengakui adanya tantangan berat.
Mengingat lapangan minyak di kawasan ini kebanyakan sudah berusia tua sehingga berbagai fasilitas yang dipakai pun sudah menua.
PHR sendiri terus berupaya dalam menjaga produksi kawasan tersebut lewat beberapa inovasi serta penerapan teknologi baru.
Terlebih saat ini PHR juga masih menjadi penopang utama dalam memproduksi minyak dan gas di skala nasional.
Tepatnya sebanyak 26 persen produksi minyak nasional beradal dari Wilayah Kerja Rokan.
Sebelumnya, pengelola Blok Rokan adalah Chevron Pacific Indonesa atau CPI yang telah beroperasi sejak 1924.
Kini PHRmenjadi penerus yang menggantikan CPI dalam mengelola migas di kawasan ini.
Jika tahun depan memiliki target produksi sebanyak 167 ribu barel per hari, maka pendapatan usahanya bisa mencapai 3 miliar USD di 2024.
Baca Juga: Sedot Dana Rp420 Miliar, Pembangunan RSUP Kota Kupang NTT Digarap 2 Perusahaan, Begini Porsinya
Angka ini sesuai dengan asumsi harga jual minyak rata-ratanya yakni 82 USD per barelnya.
Apabila dirupiahkan, maka pendapatan ini setara dengan dengan Rp46,81 triliun.***