

inNalar.com – Salah satu produsen pengolah nikel di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah diterpa kabar mengejutkan.
Dikabarkan salah satu smelter nikel yang berada di kawasan PT Indonesia Morowali Industrial Park, Kecamatan bahodopi ini diketahui meledak pada pagi dini hari pada Minggu, 24 Desember 2023 dikutip dari Instagram net2netnews.
Asal muasal ledakan diketahui berasal dari tungku smelter, beberapa tabung oksigen yang ada disekitar pusat ledakan pun ikut meledak hingga mengobarkan api.
Diketahui awal mula kejadiannya adalah saat pekerja tengah melakukan perbaikan pada bagian tungku smelter.
Ledakan tersebut diketahui terjadi pada pukul 5.30 WITA dan imbas dari kejadian ini puluhan tenaga kerja yang menjadi korban langsung dilarikan ke Rumah Sakit.
Pihak Kepala Divisi Media Relations PT IMIP Dedi Kurniawan mengungkap bahwa akibat kejadian tidak terduga tersebut, puluhan pekerjanya menjadi korban.
Lebih detail lagi diungkapkan olehnya, berdasarkan kabar terakhir ada sekitar 12 pekerja meninggal dunia, sedangkan 39 tenaga kerja lainnya mengalami luka-luka.
Secara lebih detail lagi tujuh pekerja yang meninggal dunia merupakan warga negara Indonesia, sedangkan sisanya berasal dari tenaga kerja asing.
Sontak, kejadian ini membuat publik menyoroti siapa pemilik dari smelter nikel tersebut.
Baca Juga: BRI dan PT Freeport Sepakati Perjanjian Trade Facility Guna Dorong Pertumbuhan Ekonomi
Diketahui bahwa pemilik smelter tersebut adalah PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS).
Pabrik penghasil nikel pig iron ini rupanya diproduksi perusahaan yang mayoritas sahamnya dipegang oleh Tsingshan Holding Group Company Ltd.
Induk perusahaannya ini diketahui juga berinvestasi di beberapa negara seperti di Amerika Serikat, India, hingga Singapura.
Perusahaan tersebut diketahui berasal dari China yang berniat melakukan ekspansi bisnis dan investasi bisnisnya dalam rangka ikut wujudkan hilirisasi industri nikel di Indonesia.
Adapun proyek terbesarnya di bidang pengolahan nikel ini ada di Kabupaten Morowali dengan luasan pabriknya mencapai 2 ribu hektare.
PT ITSS diketahui basis pusatnya didirikan di Wenzhou sejak tahun 1980-an dan berkembang menjadi perusahaan global yang mengekspansikan bisnisnya ke bidang pengolahan bijih nikel.
Adapun capaian produksi stanless steel yang dihasilkan perusahaan asal China ini diketahui mencapai 1 juta ton.
Keberadaan emiten asal China pun ini telah mampu menajakkan produksi nikel pig iron ini hingga 4.500.000 ton setiap tahunnya.
Adapun kapasitas produksi pabriknya diketahui mencapai 507.000 ton per tahun.
Melansir dari situs Kementerian Perindustrian, Perusahaan China ini diketahui telah memantapkan investasinya di kawasan industri Morowali, Sulawesi Tengah.
Sebelumnya, diketahui Tsingshan sempat ikut menggelontorkan investasi sebesar 6 miliar USD guna menjadi produsen stainless steel di Indonesia.
Hingga kini diketahui persebaran smelter pengolahan dan pemurnian nikel yang ada di kawasan industri Sulawesi Tengah ini sudah tersebar lebih dari 20 unit pabrik. ***