

inNalar.com – Jembatan Selat Sunda merupakan salah satu proyek besar yang nantinya akan membentang diatas selat sunda.
Infrastruktur ini nantinya akan menjadi penghubug antara pulau Jawa dan pulau Sumatera.
Untuk proyek sebesar itu, diperkirakan akan menelan dana hingga Rp154 triliun.
Proyek ini sebenarnya telah dicetuskan pada tahun 1960 dan digagas oleh Prof Sedyatmo.
Prof Sedyatmo merupakan guru besar di Institut Teknologi Bandung pada tahun 1960.
Kemudian, pada tahun 1965, Ir Soekarno selaku presiden RI saat ini memerintahkan ITB untuk melakukan uji coba desain penghubung untuk perencaan jembatan ini.
Dari hasil percobaan tersebut berupa sebuah terowongan tunel, yang pada awal Juni 1989 terselesaikan dan diserahkan kepada Soeharto selaku presiden RI pada saat itu.
Kemudian, pada tahun 1997 Soeharto memerintahkan kepada Prof. B. J. Habibie selaku Menristek agar mengerjakan proyek jembatan itu.
Namun dari tahun ke tahun hingga pergantian masa kepemimpinan beberapa kali, proyek jembatan Selat Sunda ini masih belum terealisasi.
Pada tahun 2014, Presiden Joko Widodo menanggunhkan rencana pembangunan jembatan tersebut.
Dikethaui bahwa pemerintahan Joko Widodo lebih memilih untuk mengembangkan infrastruktur di Pulau Sumatera terlebih dahulu.
Setelah itu, baru dipertimbangkan untuk mengoneksikan pulau Jawa dengan pulau Sumatera.
Hal tersebut dikarenakan jika pemerintah membangun jembatan Selat Sunda terlebih dahulu sebelum pengembangan di Sumatera, maka banyak warga Sumatera yang memilih hijrah ke Jawa.
Jadi, pemerintahan ingin pulau Sumatera menjadi pulau yang mandiri terlebih dahulu baru dikoneksikan.
Maka dari itu, pemerintah lebih memilih untuk mengenjot pembangunan tol trans Sumatera terlebih dahulu.***