Gandeng China, Smelter Nikel Rp6 Triliun di Kalimantan Selatan Ini Mampu Serap 10 Ribu Pekerja, Kapan Rampung?


InNalar.com –
Tahun 2024 nanti, Kalimantan Selatan akan memiliki pabrik atau smelter nikel baru.

Tepatnya, pembangunan pabrik tersebut berada di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Desa Sungai Dua, kabupaten Tanah Bumbu, dengan menggandeng kerja sama dengan China.

Adapun yang membangun pabrik ini adalah PT Anugerah Barokah Cakrawala (ABC) yang diketahui milik Jhonlin Group.

Baca Juga: Raup Pendapatan Bersih Rp27,76 Triliun, ITMG Catat Penjualan Batu Bara Tembus 15,3 Juta Ton di Kuartal III 2023

Jika sesuai target, nantinya pabrik pemurnian mineral ini akan rampung pada tahun 2024.

Dilansir InNalar.com dari Antara, saat sudah beroperasi, nantinya pabrik ini memiliki kapasitas produksi hingga 40.000 ton per tahun.

Berada di dalam area KEK dengan memakan lahan seluas 329 hektar, selama pembangunannya Jhonlin Grup ternyata mendapat investor juga dari China.

Baca Juga: Laba Bersih UNTR Nyusut Rp4 Triliun, United Tractors dan Anak Usahanya Masih Kompak Caplok Saham Danusa Tambang, Terungkap Ini Alasannya

Sebab dengan adanya pabrik mineral di Kalsel yang dibangun oleh Jhonlin Grup dengan PT CNGR asal negeri tirai bambu, nantinya lokasi ini dapat meningkatkan ekonomi bagi masyarakat sekitar.

Disebut dapat meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar, hal itu disebabkan pabrik ini nantinya akan memberdayakan masyarakat Tanah Bumbu karena mampu menyerap hingga 1200 pekerja.

Sekedar informasi, sebenarnya smelter mineral tersebut merupakan pabrik kedua yang ada di daerah Kalsel.

Baca Juga: Ada Sejak 700 Tahun Lalu, Desa di Belitung Timur Ini Jadi Wisata Tambang Timah dan Intan Hitam, Dibuka Mulai…

Karena sebelum ini sudah ada pula pabrik yang berada di kabupaten Kotabaru.

Namun pabrik pertama yang berada di Kotabaru itu diketahui operasionalnya belum sempurna, karena kadar nikelnya masihlah rendah.

Sedangkan dengan pabrik kedua yang mampu memproduksi 40.000 ribu ton per tahun ini, nantinya akan sumber daya nikelnya akan dipasok dari berbagai tempat.

Baca Juga: Pangkas 618,5 Ton Emisi Karbon, PLTS Milik Perusahaan Tambang Batu Bara PTBA Ada di Dua Lokasi Berbeda, Setara Tanam 847 Pohon?

Adapun pasokan nikel yang diperoleh pabrik ini nantinya akan berasal dari Sulawesi, Kalimantan hingga yang ada di Australia.

Selama pembangunannya, Jhonlin Group yang bekerja sama dengan China ini menggelontorkan investasi hingga Rp6 triliun.

Dengan adanya smelter nikel ini, maka nantinya Indonesia akan memiliki pabrik penghasil baterai lithium yang digunakan dalam baterai kendaraan listrik.

Baca Juga: Habiskan Rp1,02 Triliun, Bendungan Pertama di Sulawesi Barat Ini Justru Rugikan Warga, 2 Ha Tanahnya Hanya Dihargai…

Sebagai tambahan, di areal KEK Tanah Bumbu ini sebenarnya juga telah ada beberapa pabrik lainnya.

Karena terdapat pabrik Biodiesel yang mempunyai kapasitas produksi hingga 1500 TPD, dan pabrik minyak goreng berkapasitas 250 TPD.

Selain itu terdapat pula conveyor crusher plant berkapasitas 36 juta/tahun, dan jetty container dan HSD storage tank 6 X 5000 MT.

Baca Juga: Genggam Aset Jumbo Rp30 Triliun, PTBA Catat Produksi Batu Bara Sebanyak 31,9 Juta Ton di Kuartal III 2023, Naik 15 Persen!

Bahkan terdapat pula pabrik yang saat ini tengah dibangun, yaitu seperti pabrik kemasan plastik, Pabrik Plywood, areal konsesi pelabuhan, areal pergudangan, Water Treatment Plant, Container Yard dan Power Plant 200 Mega Watt.

Menariknya, jika smelter nikel di Kalimantan Selatan ini hanya mampu menyerap 1200 orang, namun untuk Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) ini akan mampu menyerap hingga sekitar 10.000 pekerja. ***

 

Rekomendasi