

InNalar.com – Sejak larangan untuk mengekspor hasil mentah mineral, kini Indonesia tengah banyak membangun pabrik pengolahan dan pemurnian, atau yang biasa disebut smelter.
Salah satu smelter pemurnian tersebut berada di Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara (Kaltara).
Adapun pabrik pengolahan yang berada di Kaltara ini nantinya akan menghasilkan alumina, atau aluminium.
Jika sesuai rencana, maka pabrik pengolahan mineral ini akan beroperasi pada triwulan pertama 2025.
Bahkan dalam membangun pabrik pengolahan ini, investasi yang akan dikeluarkan sangatlah besar.
Karena investasi anggaran yang dikeluarkan dalam membangun tempat pengolahan mineral ini akan menelan sebanyak USD830 juta.
Baca Juga: Awalnya Cuma Rumput, Kalimantan Utara Investasikan Rp100 Miliar Guna Bangun Bandara, Lokasinya…
Saat dikonversikan ke rupiah, maka jumlah tersebut sekitar Rp13 triliun.
Mungkin jumlah investasi ini juga akan setara dengan kapasitas produksi yang dimiliki oleh tempat pengolahan mineral ini.
Dilansir InNalar.com dari laman perusahaan Inalum, hasilan produksi tempat pengolahan mineral ini kapasitas produksinya mencapai 500 ribu – 700 ribu ton aluminium per tahun.
Menariknya, perusahaan yang mengolah mineral ini memiliki target jika Indonesia nantinya dapat memproduksi hingga 1,5 juta ton per tahun.
Adapun hasilan 1,5 juta ton per tahun itu nantinya akan diharapkan dapat diperoleh dari tempat pengolahan smelter yang ada di Kalimantan Utara ini sebanyak 1 juta ton.
Sedangkan 500 ribu ton sisanya akan diperoleh dari smelter yang ada di Kuala Tanjung, Sumatera Utara.
Baca Juga: Megaproyek Menara Rp311 Miliar di Bali Tak Kunjung Usai, 2024 Siap Tambah Anggaran?
Target tersebut merupakan harapan dari PT Indonesia Asahan Aluminium (INALUM), yang merupakan pengelola dari smelter aluminium yang berada di Kalimantan Utara.
Sekedar informasi, lokasi yang dibangun oleh PT INALUM dalam membangun tempat pengolahan mineral ini ada di Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) Tanah Kuning, Kabupaten Bulungan.
Menurut PT INALUM, investasi perusahaan ini dalam membangun smelter alumunium di KIPI ini juga dikarenakan akan ada PLTA yang terdapat di lokasi KIPI.
Ditambah, jika sudah ada PLTA di tempat tersebut, maka investasi yang dikucurkan PT INALUM akan berkurang hingga Rp 700 juta.
Sebagai tambahan, alumunium ini nantinya akan dihasilkan dari smelter yang akan mengolah biji Bauksit. ***