

inNalar.com – PT Waskita Karya (Persero) Tbk tengah mengambil langkah strategis demi pulihkan kesehatan kinerja keuangan perusahaannya usai merugi hingga Rp3,23 triliun.
Langkah strategisnya adalah skema restrukturisasi utang yang setelahnya akan dilanjutkan dengan peleburan WSKT dengan PT Hutama Karya (Persero), Tbk.
Salah satu skema restrukturisasi ini melalui Penyertaan Modal Negara (PMN) yang rencananya bakal dialirkan ke proyek tol ruas Kapal Betung di Sumatera Selatan.
Proyek ruas Tol Trans Sumatera ini disebut-sebut jadi salah satu biang kerok keuangan perusahaan Waskita Karya gempor.
Sebagai informasi, WSKT memiliki total nilai aset yang menggunung hingga Rp96,53 triliun, tetapi rasio hutang yang membengkak membuat emiten ini kian terpojok.
Menurut Laporan Keuangan Kuartal III Tahun 2023, Waskita Karya tercatat memiliki total utang yang meroket hingga Rp84,10 triliun.
Sehingga satu-satunya jalan untuk menyelamatkan eksistensi perusahaan ini adalah dengan menjadikan emiten ini sebagai anak perusahaan Hutama Karya.
Konsekuensinya adalah proyek garapan tol Waskita Karya juga akan digarap bersama pemilik kode perusahaan PTHK ini.
Salah satu bentuk pemulihan keuangan ini adalah melalui suntikan modal dari pemerintah untuk kedua perusahaan BUMN ini sebesar Rp18,6 triliun.
Secara umum, suntikan dana tersebut dikhususkan untuk menggarap proyek jalan tol, terutama tiga ruas tol yang disebut jadi biang kerok keuangan Waskita Karya boncos.
Ketiga ruas tol tersebut meliputi ruas tol Kayu Agung – Palembang – Betung atau Kapal Betung di Sumatera Selatan.
Kemudian ruas tol Bekasi – Cawang – Kampung Melayu atau Becakayu dan trase tol Krian – Legundi – Bunder Manyar (KLBM).
Ketiga paket pengerjaan tersebut masuk ke dalam PMN sebesar Rp12,5 triliun yang berfokus pada proyek garapan tol Waskita Karya.
Namun usai ketiga ruas tersebut rampung digarap, proyek tersebut bakal didivestasikan oleh WSKT dan PTHK guna memperbaiki kinerja keuangan Waskita Karya.
Sementara sisa Penyertaan Modal Negara lainnya, yakni Rp6,1 triliun dialirkan ke proyek Hutama Karya untuk menggarap 7 ruas tol garapannya.
Ketujuh trase yang meraih suntikan dana ini meliputi Ruas Binjai – Langsa dengan nilai proyek sebesar Rp1,29 triliun.
Selanjutnya ada ruas tol Sigli – Banda Aceh dengan nilai proyek sebesar Rp1 triliun, ruas Kisaran – Indrapura dengan kebutuhan dana Rp638 miliar.
Lalu ada pula pengerjaan ruas tol Pekanbaru – Padang untuk seksi Sicincin senilai Rp2,01 triliun.
Masih di ruas yang sama, tetapi seksi Kota Kampar dengan suntikan dana Rp480 miliar. Kemudian ada pula ruas tol Kisaran – Indrapura senilai Rp638 miliar.
Adapun ruas tol sisanya yaitu trase Kuala Tanjung – Parapat senilai Rp194 miliar dan trase Lubuk Linggau – Curup – Bengkulu dengan dana suntikan Rp478 miliar.***