

inNalar.com – PT PP, perusahaan di bidang konstruksi yang cukup banyak berseliweran dalam proyek strategis pemerintah ini mencatatkan pencapaiannya di akhir tahun.
Akhir tahun lalu, emiten BUMN Karya ini dapat kado manis rezeki nomplok berupa kontrak baru dengan total nilai yang cukup fantastis.
Apabila di tahun sebelumnya, persero ini mencatatkan kontrak baru sebesar Rp31,19 triliun, pada periode tahun ini mengalami kenaikan tipis.
Rupanya PT PP berhasil mengenggam kontrak baru senilai Rp31,67 per 31 Desember 2023.
Sokongan proyek paling banyak berasal dari pemerintah dengan mendominasi porsi 42,79 persen.
Selanjutnya datang dari pihak swasta sebesar 37,20 persen, sedangkan dari pihak BUMN menyumbang 20,01 persen.
Kebanyakan proyeknya berupa jalan dan jembatan dan gedung dengan porsi yang paling besar di antara jenis pekerjaan lainnya.
Setelahnya ada proyek dari jenis pekerjaan yang berkaitan dengan sarana transportasi seperti perkeretaapian, bandara, dan pelabuhan.
Kemudian berupa sistem pengelolaan air seperti bendungan dan ada pula proyek industri, irigasi, power plant, serta minyak dan gas.
Setengah lebih kontrak baru yang diraih oleh PT PP berupa jalan tol yang menjadi salah satu pengerjaan andalan perusahaannya.
Meski begitu, rupanya perusahaan yang tergabung dalam BUMN Karya ini rupanya sedang berada dalam penurunan kinerja keuangannya.
Meski masih dalam taraf lebih sehat dibanding PT Waskita, PT Hutama Karya, dan PT Adhi Karya, tetapi kinerja emiten ini masih disorot lantaran rasio utang terhadap ekuitasnya yang masih terbilang tinggi.
Apabila mengulik lebih dalam laporan keuangan perusahaan di kuartal III tahun 2023, PT PP mencatatkan total utang hingga Rp44,21 triliun.
Sementara untuk pos ekuitasnya sebesar Rp15,09 triliun, sedangkan total aset yang dimiliki sebesar Rp59,31 triliun.
Melihat dari sisi utang pajak perusahaannya, terlihat naik dari yang tahun 2022 berada di angka Rp946 miliar.
Saat periode tahun 2023 tunggakan pajaknya sebesar Rp1,59 triliun. Beruntungnya dengan banyaknya proyek dari pemerintah perusahaan masih mampu meraup pendapatan Rp12,22 triliun.
Kendati demikian, beban pengeluaran perusahaan pun mencapai Rp10,5 triliun. Alhasil laba kotor perusahaan yang tersisa tinggal Rp1,71 triliun.
Melansir dari keterbukaan informasi yang disampaikan oleh PT PP, pihaknya kini dikabarkan tengah mendapatkan tiga capaian proyek baru.
Di antaranya ada proyek terminal BBM Biak (sisi laut) di Papua senilai Rp393 miliar.
Selanjutnya ada proyek dermaga shiplift blok A-B senilai Rp275 miliar dan pembangunan RS PON Jakarta senilai Rp258 miliar.***